Helena seakan mengalami periode berdiskusi ketika memikirkan semua hal baru yang ia pelajari. Helena bahkan merasa hatinya menjadi lebih lembut dan terlintas dalam benaknya membayangkan hidup sebagai seorang Muslim.
"Saya melihat kehidupan yang rendah hati penuh dengan kejujuran, kemurahan hati, stabilitas, kedamaian, rasa hormat dan kebaikan. Yang terpenting, saya melihat kehidupan yang bermakna," ujarnya.
Ia pun mulai melepaskan egonya dan membuka hatinya pada Islam. Menurutnya, tidak ada alasan menghentikannya dari memeluk Islam.
"Tidak ada (alasan) jadi saya mengucapkan syahadat, alhamdulillah," ujar Helena.
Advertisement