Selasa 06 Oct 2020 06:54 WIB

Helena Jatuh Hati dengan Sains Islam dan Pilih Jadi Mualaf

Sains menuntun Helena mencintai Islam dan menjadi mualaf.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Helena Jatuh Hati dengan Sains Islam dan Pilih Jadi Mualaf
Foto:

"Saya kehilangan sebagian besar nafsu makan saya untuk hidup," ujarnya.

Helena pernah belajar tentang sejumlah agama berbeda saat di sekolah, bahkan secara detail termasuk tentang cara berpikir dan beribadah mereka. Sedangkan mengenai Islam, Helena tidak mengetahui apa pun. 

"Saya tidak tahu apa-apa tentang Islam. Saya ingat buku pelajaran agama di sekolah menengah saya yang menunjukkan bagaimana Muslim berdoa. Itu seperti strip kartun untuk menunjukkan gerakan tetapi saya tidak belajar tentang kepercayaan itu," katanya.

Ia justru melihat semua propaganda melalui media massa tentang Islam dan bagaimana semua laki-laki Muslim menindas istri mereka dan memukul anak-anak mereka. Dia menganggap pria Muslim semua kejam dan tidak ragu-ragu untuk membunuh.

Di tahun terakhir kuliahnya, ia memiliki hasrat yang besar terhadap sains dan bersiap memasuki dunia kerja. Saat itu karier internasional atau setidaknya beberapa pengalaman internasional dibutuhkan untuk meningkatkan bahasa Inggrisnya, dan ia ingin mendapatkan keuntungan lebih dari sesama rekan kerjanya.

Helena akhirnya tiba di Boston, Amerika Serikat dan dihadapkan pada empat orang Muslim. Pada saat itu ia tidak tahu siapa Muhammad dan tidak tahu Allah adalah Tuhan yang sama dengan Allah. 

Helena mulai bertanya dan membaca buku, tetapi yang terpenting, ia juga mulai bersosialisasi dengan Muslim. Helena tidak pernah memiliki teman dari negara lain sebelumnya apalagi dari agama yang berbeda. 

"Mereka orang Swedia Muslim adalah orang-orang yang luar biasa. Mereka menerima saya begitu saja dan mereka tidak pernah memaksakan apa pun pada saya. Mereka lebih murah hati kepadaku daripada keluargaku sendiri," ujar Helena.

Saat itulah Helena mulai berpikir menyukai Islam. Hanya saja masalahnya, ia yang tertarik dengan sains namun kerap kali agama bertentangan dengan sains, setidaknya dari apa yang ia ketahui dalam agama yang sebelumnya ia anut.

"Saya membaca buku The Bible, The Quran and Science oleh Maurice Bucaille dan semua pertanyaan ilmiah saya terjawab! Ini adalah agama yang sejalan dengan ilmu pengetahuan modern. Saya merasa senang tetapi Islam masih belum menyentuh hati saya," ucapnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement