REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di antara dosa yang dilakukan manusia, ada dosa yang paling besar dan berat di sisi Allah SWT, yaitu syirik (mempersekutukan Allah).
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 13 yang dijelaskan dalam buku Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir dari Alquran yaitu :
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Wa iż qāla luqmānu libnihī wa huwa ya'iẓuhụ yā bunayya lā tusyrik billāh, innasy-syirka laẓulmun 'aẓīm
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepada : ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Sedangkan menurut Tafsir Al-Mukhtashar Markaz Tafsir Riyadh di bawah pengawasan Syekh Dr Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) yang dilansir dari laman tafsirweb.com: “Ingatlah (wahai Rasul) nasihat Luqman kepada putranya saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan sesuatu dengan Allah, karena dengan itu kamu menzhalimi dirimu, sesungguhnya syirik benar-benar perbuatan dosa yang paling besar dan paling buruk.”
Dan tatkala Rasulullah SAW ditanya tentang dosa yang paling besar, beliau menjawab: أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ “Kamu menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia telah menciptakanmu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Sementara, syirik terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah syirik akbar atau syirik besar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam. Allah tidak pernah mengampuninya, sebagaimana dalam firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 48 :
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا
Innallāha lā yagfiru ay yusyraka bihī wa yagfiru mā dụna żālika limay yasyā`, wa may yusyrik billāhi fa qadiftarā iṡman \'aẓīmā
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”
Sedangkan berdasarkan tafsir dari Kementerian Agama yang tercantum dalam resminya, dalam ayat itu berarti Allah sekali-kali tidak akan mengampuni perbuatan syirik yang dilakukan oleh hamba-Nya, kecuali apabila mereka bertobat sebelum mati.
Syirik adalah dosa yang paling besar, karena orang musyrik beriktikad dan mempercayai bahwa Allah mempunyai sekutu dan tandingan yang sama derajatnya. Dalam Alquran disebutkan berulang-ulang dosa syirik ini. Adapun dosa selain syirik, jika dikehendaki, Allah akan mengampuninya.
Hal itu disesuaikan dengan hikmah kebijaksanaan-Nya dan menurut tata cara sunnah-Nya yang berlaku. Misal, yang berdosa itu benar-benar telah tobat dari dosanya dan mengiringi tobat itu dengan amal-amal saleh.
Jenis syirik kedua adalah syirik ashghar atau syirik kecil yaitu tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam. Syirik kecil terbagi dalam dua macam pertamaa nyata.
Nyata baik berkaitan dengan ucapan seperti bersumpah dengan selain nama Allah, ucapan ‘Seandainya bukan karena Allah dan kamu’, atau berkaitan dengan perbuatan seperti memakai gelang dan benang untuk menangkal bahaya. Begitu pula menggantungkan tamimah (azimat) karena takut pada ‘ain (pandangan iri atau karena takjub tanpa menyebut nama Allah), atau tathayyur yaitu merasa sial karenaa burung, nama-nama, lafaz-lafaz atau tempat tertentu.
Jenis syirik kecil yang kedua adalah tersembunyi adalah syirik dalam hal niat, maksud dan keinginan seperti riya dan sum’ah.