REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar
Keniscayaan manusia memohon perlindungan Allah SWT ditegaskan sendiri oleh Allah SWT, bahkan berlindung kepada –Nya merupakan sunnah para nabi dan rasul.
Nabi Yusuf AS
Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:
قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
"Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung." (QS Yusuf [12]: 23). Ayat ini menjelaskan Nabi Yusuf pun memohon perlindungan dari Allah SWT.
قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ أَنْ نَأْخُذَ إِلَّا مَنْ وَجَدْنَا مَتَاعَنَا عِنْدَهُ إِنَّا إِذًا لَظَالِمُونَ
Dalam ayat lain, Nabi Yusuf kembali memohon perlindungan Allah SWT. Yusuf berkata: "Aku mohon perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benarbenarlah kami orang-orang yang zalim" (QS Yusuf [12]:79).
Nabi Musa AS
Sementara itu Nabi Musa AS juga melakukan hal yang sama.
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَذْبَحُوا بَقَرَةً ۖ قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۖ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil." (QS al- Baqarah [2]: 67).
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan jika engkau ditimpa godaan setan, berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Mahamengetahui.” (QS al-A'raf [7]: 200).
Nabi Muhammad SAW
Allah SWT sendiri memerintahkan Nabi Muhammad SAW memohon perlindungan kepada diri-Nya terhadap berbagai kemungkinan buruk yang bisa muncul dari alam semesta dan ulah negatif dari setan jin dan manusia, sebagaimana diungkapkan dalam: قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ “(Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh/QS al-Falaq [113]:1) dan ayat: قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
“Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. (QS an-Nas [114]1).
Dalam hadits ditemukan juga sejumlah contoh Nabi Muhammad SAW memohon perlindungan (taawuz) kepada Allah SWT, di antaranya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.”
Jika aliran Jabariyah berpendapat setiap perbuatan yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan yang tidak dikehendaki-Nya mustahil terjadi, berarti memohon perlindungan (bertaawuz) menjadi sia-sia belaka.
Ayat-ayat dan hadits tersebut di atas menegaskan bahwa taawuz adalah sebuah keniscayaan. Sering dikatakan bahwa orangorang yang tidak mengindahkan taawuz sama dengan tidak mem butuhkan perlindungan Allah SWT.
Anggapan seperti ini seolah-olah ditujukan kepada kaum Qadariyah yang memiliki pandangan sendiri tentang konsep taawuz. Orangorang yang selalu akrab dengan kegiatan taawuz, termasuk usahausaha tolak bala (daf' al-bala') ialah kaum tradisional, dalam hal ini kaum Sunni, kalau di Indonesia seperti kaum Nahdhiyyin. Allahu a’lam bi as-shawab