REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki usia ke-75, para pengurus Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) menyatakan bila lembaganya bukanlah sebuah parpol politik. Dalam arti kata lain sampai hari ini GPII tetap merupakan ormas yang merjuangkan tujuan nasional dan melakukan dakwah syiar Islam.
"Para kader GPII harus bisa membaca pesan zaman, mengambil peran dalam masyarakat khususnya generasi muda. Ini karena tema awal ketika GPII berdiri adalah untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, dan mensiarkan ajaran Islam, ajaran Quran,'' kata M Toha Al Mansyur, salah satu mantan Ketua GPI diskusi untuk menandai acara ulang tahun GPII ke 75, di Jakarta, Jumat (2/10),
Menurut Toha, program mengisi kemerdekaan dan dakwah tersebut masih relevan hingga sekarang. Pada sisi kewajiban mensiarkan ajaran Islam para kadernya juga harus melakukannya sesuai dengan konteks tantangan zamannya.
"Tentang jalan politik, GPII adalanh organisasi politik tapi bukan parpol. Maka menjadi kewajiban bagi GPII untuk memberikan penyadaran politik kepada generasi muda agar mereka bisa melakukan perubahan melalui jalur politik secara benar atau politik adiluhung," ungkapnya.
Sedangkan Karman BM selaku mandataris Muktamar Bersama Gerakan Pemuda Islam (GPI) dan GPII di Medan tahun 2013 berharap organisasi ini secara kelembagaan harus segera beradptasi dengan kemajuan teknologi informasi.
"Untuk itu, kaderisasi dan penguatan kelembagaan harus dilakukan secara kontinyu. Para pengurus dan kader GPII saat ini harus berjuang sesuai dengan konteks dan semangat zaman yang sudah memasuki era teknologi informasi," ujar, Karman BM.
Sementara itu Rahmat Kardi Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Islam (GPI) 2010 - 2013 terakhir sebelum akhirnya melebur menjadi GPII dalam muktamar bersama GPI & GPII di Medan tahun 2013 menegaskan, GPII tetap terus bergerak dan menjadikannya sebagai wadah berhimpun pemuda Islam dan tetap berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara.
"Energi anak muda GPII sebagai kaum pembaharu Islam harus tetap bersinar di tengah krisis ekonomi dan Pandemi yang tengah mewabah di seluruh dunia. GPII harus selalu hadir membawa solusi dalam agenda keumatan dan kebangsaan apapun situasinya", ujarnya.
Seperti di ketahui GPII di dirikan oleh tokoh-tokoh muda pejuang kemerdekaan pada 2 Oktober 1945 oleh antara lain KH Wahid Hasyim, Muhammad Natsir dan Anwar Tjokroaminoto.
Misi utama pendiriannya saat itu sesuai zaman revolusi kemerdekaan, yakni ikut mempertahankan kemerdekaan dan mensyiarkan nilai-nilai islam melawan gaya hidup ala barat yang di tinggalkan Belanda.