REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Salah satu kunci kejayaan Islam pada masa lalu, karena gigihnya umat Islam dalam memberikan perhatian pada aktivitas dakwah. Bahkan, langkah itu sudah ditempuh, sejak awal terbitnya Islam di jazirah Arab.
Demikian ulas Ustadz Dr Nashirul Haq, ketua umum Dewan Pimpinan Pusat Hidayatullah, ketika memberikan sambutan secara daring, dalam acara Wisuda dan Penugasan Kader Dai, STAI Luqman al-Hakim, Surabaya, pekan lalu.
"Contohnya adalah Mus'ab bin Umair. Seorang sahabat yang diutus oleh Rasulullah SAW, untuk mendakwahkan Islam di Madinah," urainya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Berkat wasilah sahabat yang syahid di perang Uhud inilah, penduduk Madinah akhirnya berbondong-bondong masuk Islam. Rasulullah SAW diterima dengan penuh suka cita dan pemuliaan.
Langkah pengiriman dai ini terus berlanjut, sepeninggalnya Rasulullah SAW. Bahkan jangkauannya lebih luas lagi, hingga menembus Afrika dan Asia.
"Ada Amru bin Ash, yang dikirim ke Afrika. Mesir. Ada lagi Sa'ad bin Abi Waqosh, yang diutus ke China," terangnya.
Langkah ini pula, lanjut sosok murah senyum ini, yang ditempuh oleh ustadz Abdullah Sai'd (alm), pendiri Hidayatullah, pada awal-awal perintisan Hidayatullah di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Saat itu, kisahnya, proses perintisan Pesantren Hidayatullah masih jauh dari kata sempurna, dan butuh banyak sumber daya manusia (SDM). Tapi, ia tetap mengirimkan aktivis-aktivis (dai-dai) ke Nusantara. "Hasilnya bisa kita lihat. Hidayatullah bisa menyebar ke seluruh Indonesia," ungkapnya.
Karena itu, harap peraih gelar dortor dari dari International Islamic University Malaysia (IIUM) ini, para kader Hidayatullah, terutama generasi muda, haruslah semangat menyambut amanah dakwah yang diberikan lembaga. Di manapun tempatnya.
"Dai Tangguh tidak pernah mengenal istilah 'lahan basah' atau 'lahan kering.' Karena prinsip yang dipegang adalah: Allah di Balikpapan, itu sama dengan Allah yang ada di Aceh, Maluku, dan daerah lainnya," gugah ustadz Nashirul, mengutip petuah dari Ustadz Abdullah Sa'id.
STAI Luqman al-Hakim sendiri tahun ini mengirimkan 43 lulusan, untuk menyiarkan agama di seluruh pelosok negeri. Mulai dari Sabang, sampai Marauke.
"Alhamduliilah, sudah ratusan alumni kita terjun di masyarakat, untuk memberikan bimbingan. Termasuk di pedalaman Maluku, membina suku Tugotil yang merupakan suku asli di Maluku utara," papar Dr Mashud MSi, ketua STAI Luqman al-Hakim, memaparkan jumlah alumni yabg telah diterjunkan ke masyarakat.