REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Organisasi Muslim Amerika Serikat (AS) telah merilis jajak pendapat yang mengungkapkan hak-hak sipil, perawatan kesehatan, dan pendidikan adalah prioritas paling mendesak bagi Muslim AS menjelang pemilihan presiden November 2020.
Survei online terhadap 1.500 Muslim di AS itu diselenggarakan oleh America Indivisible, Council on American-Islamic Relations (CAIR), Emgage USA, Jetpac, Muslim Public Affairs Council (MPAC), MPower Change, dan Poligon Education Fund.
Diperkirakan ada sekitar 3,5 juta Muslim yang tinggal di AS dan suara mereka dapat membuat perbedaan penting di negara-negara medan pertempuran politik utama. Dilansir dari 5 Pillars, Selasa (15/9), mayoritas Muslim AS cenderung lebih menyukai Joe Biden daripada Donald Trump. Muslim AS secara tradisional memilih dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan populasi yang lebih luas, tetapi partisipasi pemilih di antara Muslim terus meningkat.
Hak-hak sipil adalah prioritas terbesar bagi Muslim AS diikuti oleh perawatan kesehatan, pendidikan, kebijakan luar negeri, imigrasi, perubahan iklim, energi dan lingkungan, ekonomi, dan keamanan nasional. Di negara bagian utama medan pertempuran politik, Florida, Michigan, Ohio, Pennsylvania, Texas dan Virginia, masalah hak-hak sipil, perawatan kesehatan, imigrasi dan pendidikan terbukti menjadi bidang masalah terbesar yang menjadi perhatian umat Islam AS.
Lebih dari 60 persen responden Muslim ingin melihat perubahan kebijakan pada kebijakan larangan Muslim memasuki AS. Lebih dari 45 persen responden Muslim ingin melihat perubahan kebijakan di empat bidang ini, krisis kemanusiaan internasional, diskriminasi agama, asuransi kesehatan untuk semua, dan pengendalian senjata.
Sebanyak 1.500 responden jajak pendapat mencerminkan gambaran dari komunitas Muslim yang beragam, yang terdiri dari anggota komunitas Afrika-Amerika, kulit hitam, Arab, Timur Tengah, Asia Selatan, dan kulit putih dari 45 negara bagian. Jajak pendapat tersebut dilakukan secara online selama Januari-Juni 2020. Persentase tertinggi peserta survei adalah antara usia 40-54 tahun (21 persen) dan 55-69 tahun (17 persen).
Kesimpulan Laporan Hasil Survei
Survei singkat ini mengungkapkan isu-isu seperti hak-hak sipil, perawatan kesehatan, imigrasi, dan pendidikan adalah prioritas bagi Muslim dan sekutu non-Muslim. Kebijakan yang secara tidak proporsional, seperti melarang Muslim masuk AS, krisis kemanusiaan internasional pada mayoritas Muslim, diskriminasi agama adalah kebijakan prioritas Muslim AS yang ingin diperhatikan dalam pemilihan mendatang.
Umat Muslim di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran (politik) utama juga mencerminkan perpaduan antara prioritas luas bersama dengan kebijakan yang memiliki konsekuensi langsung pada komunitas mereka.