Jumat 04 Sep 2020 17:57 WIB

Pakistan, Negara Islam Maju dengan Nuklir dan Anti-Israel

Pakistan merupakan negara Islam yang maju dengan kemampuan nuklirnya.

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
  Tentara Pakistan saat latihan militer bersama dengan pasukan Arab Saudi di Shamrakh, Arab Saudi, Senin (30/3).
Foto:

photo
Rudal nuklir Pakistan - ()

Semua propaganda tersebut akhirnya menjadi sia-sia setelah Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan dan Menteri Pertahanan Saudi, Amir Faisal mengeluarkan pernyataan bahwa Israel tidak akan pernah diakui mereka. Pernyataan tegas tersebut kemudian disusul negara muslim lainnya, seperti Bahrain, Aman, Kuwait, Aljazair, dan Maroko yang juga tidak menerima Israel sebagai negara. 

Peran utama Kerajaan Arab Saudi yang berlaku di dunia Muslim tidak dapat diambil alih oleh negara mana pun. Di sisi lain, keputusan yang diambil UEA untuk menerima Israel, adalah kebijakan internal Uni Emirat Arab. 

Jauh sebelum Uni Emirat Arab menerima Israel, Turki lebih dulu mengakui Israel, 70 tahun yang lalu. Serta masih ada 30 negara muslim lainnya yang juga telah menerima Israel dan memiliki hubungan yang stabil dengan Pakistan dan Arab Saudi. 

Turki bahkan disebut munafik karena telah mengecam Uni Emirat Arab atas hubungannya dengan Israel. Padahal Turki sendiri memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. 

Hal ini mengklarifikasi satu hal, bahwa setiap negara berdaulat untuk menyusun kebijakan internal dan luar negeri mereka sesuai dengan realitas dan keadaan lapangan mereka. 

Tantangan dan krisis yang ada di dunia Muslim saat ini, menuntut bahwa semua negara Muslim harus duduk bersama untuk menyusun strategi tentang masalah-masalah yang memanas di Kashmir, Palestina, Suriah, Irak, Libya, dan Yaman. Sehingga diharapkan dapat memadamkan api kekacauan di negara-negara tersebut. 

Perlu digarisbawahi, bahwa banyak negara Muslim yang terus berperang ini bukanlah ulah dari kaum kafir, melainkan karena perang saudara sesama Muslim. Sepertihalnya di Suriah, Irak, dan Libya, Muslim berhadapan dengan saudara Muslim mereka.

Meskipun pemerintah Mesir telah memperkenalkan formula untuk menyelesaikan krisis, dan formula ini juga didukung oleh dunia Arab tetapi kelompok pro-Turki tidak bersedia mendukung formula tersebut.

Di sisi lain, pemberontak suku Houthi di Yaman terus-menerus menargetkan tempat-tempat sensitif dan pemukiman pemukiman di Arab Saudi. Beberapa laporan menyebutkan, bahwa pemberontak ini didukung dari beberapa negara Muslim secara diam-diam dan terang-terangan.

Kekacauan dan peperangan ini dapat diselesaikan dengan pembicaraan damai dan kebijaksanaan, dan untuk tujuan ini, peran Pakistan dan Arab Saudi sangat efektif dan krusial.

photo
Rudal balistik dipamerkan selama parade militer Hari Jadi Pakistan di Islamabad. - (AFP/Aamir Qureshi)

Masalah-masalah yang ada ini dapat diselesaikan dengan mengakhiri kebencian dan prasangka yang sedang berlangsung terhadap satu sama lain, sesuai dengan realitas di lapangan dengan menghentikan secara permanen intervensi asing dalam urusan negara-negara Muslim Arab. Untuk tujuan ini, kepemimpinan dunia Muslim harus mengambil setiap langkah dengan pemikiran yang berwawasan dan kehati-hatian yang cerdas.

Pemikiran efektif dan ketegasan emosional telah menyebabkan banyak kerusakan dan kerugian bagi dunia Muslim dalam beberapa dekade terakhir. Shah Faysal Shaheed dan Shaheed Zulifqar Ali Bhutto tidak ada lagi di dunia Muslim sekarang; namun di dunia saat ini, Khadim al-Haramain asy-Syarifain, Salman bin Abdul Aziz, Jenderal Qamar Javed Bajwa, Imran Khan, Amir Muhammad bin Salman dan para pemimpin negara-negara Muslim lainnya harus mencari solusi untuk krisis yang sedang berlangsung dengan persatuan dan harmoni. 

Tuduhan yang terburu-buru dan pengambilan keputusan emosional tidak cocok. Orang harus ingat bahwa Pakistan adalah negara yang berdaulat seperti negara merdeka lainnya di dunia. Seperti semua negara lain di dunia, siapa yang lebih menyukai kepentingan dan tujuan masing-masing saat menyusun kebijakan luar negeri mereka? Dalam pola yang sama, Pakistan juga harus memprioritaskan kepentingannya saat menyusun kebijakan luar negerinya.  

Dalam perspektif hubungan dengan dunia dan negara-negara Muslim, jalan ke depan bagi Pakistan menuju sukses adalah dengan mengingat masalah dan tantangan Umat Muslim beserta kepentingan dan kemanfaatannya.    

 

 

Sumber: https://dailytimes.com.pk/662581/entire-muslim-world-proud-of-pakistans-nuclear-capability/ 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement