REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr KH Syamsul Yakin MA
Nabi Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka.
Dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS Ibrahim/14: 37). Menurut pengarang Tafsir Jalalain, doa Nabi Ibarahim ini dikabulkan dengan disuplainya buah-buahan dari Thaif ke Mekkah. Namun menurut ulama lain, air zamzam adalah yang pertama kali Allah SWT berikan kepada keluarga Nabi Ibrahim.
Sumber air zamzam terletak di kompleks Masjid Haram di kota Mekkah. Dalam berbagai perspektif, banyak keunikan air zamzam, salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Jabir, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, “Air zamzam itu tergantung niat orang yang meminumnya.” (HR Ibnu Majah, Ahmad, dan Baihaki).
Bagi jamaah haji dan umrah yang lapar, air zamzam dapat diminum untuk membuat kenyang. Karena, sejatinya air zamzam itu bukan hanya berfungsi sebagai minuman, tapi lebih jauh sebagai makanan. Jamaah haji dan umrah bisa mendapatkan air zamzam di seputar Masjid Haram dengan mudah dalam jumlah yang melimpah.
Tentang fungsi air zamzam yang tidak hanya sebagai minuman, tapi juga makanan pernah dialami Abu Dzar al Ghifari. Ia berkata, "Selama 30 hari, aku tidak mempunyai makanan kecuali air zamzam. Aku menjadi gemuk dan lemak perutku menjadi sirna. Aku tidak mendapatkan dalam hatiku kelemahan (karena) lapar.” (HR. Muslim).
Hadits Nabi SAW ini diperkuat dengan hadits lainnya. Misalnya yang bersumber dari Ibnu Abbas, “Air terbaik di seluruh permukaan bumi adalah air zamzam, di dalamnya terdapat makanan (yang membangkitkan) selera, obat dari berbagai penyakit.” (HR. Thabrani). Sekali lagi, satu-satunya air yang berfungsi sebagai makanan adalah air zamzam.
Bila ada yang sakit, air zamzam bisa digunakan untuk alat kompres. Terkait dengan hal ini, Nabi SAW memberikan bimbingan, “Sesungguhnya demam berasal dari panas neraka, maka dinginkanlah dengan air zamzam.” (HR. Ahmad). Untuk itu, bagi jamaah haji dan umrah yang demam dan panas saat beribadah, bisa langsung mempraktikkannya.
Selain itu, bagi jamaah yang berada di kota Mekkah atau juga Madinah hendaklah menjadikan air zamzam ini sebagai bekal dalam berbagai destinasi di kedua kota suci itu. Bersumber dari Aisyah bahwa, “Nabi itu membawa air zamzam. Ia bercerita bahwa sesungguhnya dahulu Rasulullah membawa air zamzam (sebagai bekal).” (HR. Turmudzi).
Selanjutnya, bagi siapa saja yang dengan tulus meminumnya sambil berdoa kepada Allah SWT agar disembuhkan penyakit yang dideritanya, maka akan dikabulkan doanya. Mujarabnya air zamzam tidak hanya diminum saat orang yang berada di Mekkah dan Madinah saja, tapi juga ketika orang itu berada di kota mana saja di dunia ini.
Selain itu, orang yang meminum air zamzam juga akan terbebas dari kemiskinan. Ibnu Abbas bercerita, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Kami menyebut air zamzam dengan syuba’ah (yang mengenyangkan). Kami juga mendapatkan air zamzam sebagai sebaik-baik pertolongan (kebutuhan atas kemiskinan).” (HR. Thabrani).
Secara historis, Nabi SAW tidak pernah merekomendasikan untuk mandi dengan air zamzam, kecuali untuk diminum dan mengambil wudhu. Bersumber dari Usamah, ia bercerita bahwa Nabi SAW minta didatangkan segantang air zamzam, kemudian Rasulullah SAW meminumnya dan bewudhu dengan air zamzam itu.” (HR. Ahmad).