Kamis 03 Sep 2020 15:12 WIB

Dewan Kota Preston Tolak Perpanjangan Jam Buka Tempat Ibadah

Komunitas Muslim di Preston menggunakan sebuah rumah sebagai tempat ibadah.

Rep: Febryan. A/ Red: Ani Nursalikah
Dewan Kota Preston Tolak Perpanjangan Jam Buka Tempat Ibadah. Ilustrasi
Foto: www.smsmasterku.com
Dewan Kota Preston Tolak Perpanjangan Jam Buka Tempat Ibadah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PRESTON -- Dewan Kota Preston di Inggris menolak rencana komunitas Muslim memperbanyak daya tampung jamaah dan jam buka mulai subuh. Keputusan itu berujung kecaman dan gugatan ke otoritas tingkat nasional.

Komunitas Muslim bernama Boulevard telah menggunakan sebuah rumah di Carlton Drive, Kota Preston untuk beribadah selama dua tahun terakhir. Seiring meningkatnya kebutuhan, mereka pun mengajukan rencana pengembangan pada awal tahun ini.

Baca Juga

Salah satunya adalah perpanjangan jam operasional, yakni mulai dari pukul 05.30 hingga 23.30. Kini rumah ibadah itu hanya dibuka dari pukul 07.00 hingga 22.00 malam.

Selain itu, mereka juga berencana meningkatkan daya tampung jamaah menjadi 20 orang. Kini daya tampungnya hanya delapan jamaah.

Namun, departemen perencanaan Dewan Kota Preston menolak rencana tersebut. Dewan menyebut peningkatan kapasitas dan perpanjangan jam buka akan mengakibatkan gangguan umum dan dampak kebisingan yang tidak dapat diterima penghuni yang bersebelahan dan properti perumahan di dekatnya.

Dewan juga menyoroti persoalan parkir. Disebutkan area rumah ibadah itu hanya menampung empat mobil. Jika jamaah ditambah, maka akan banyak mobil jamaah yang parkir di pinggir jalan.

Mewakili Komunitas Boulevard, Nazia Shah dari agen perencanaan Urban Future, mengatakan, penambahan jam operasional adalah kebutuhan komunitas. "Yaitu untuk memberikan kesempatan mengakomodasi sholat subuh selama bulan-bulan di musim panas," kata Shah kepada media lokal Lancashire Live, Kamis (3/9).

Shah pun heran dengan pernyataan dewan soal munculnya kebisingan jika jam operasional diperpanjang. Padahal, rumah itu dulunya adalah toko serba ada yang buka tiap pukul 05.00 untuk mendistribusikan koran. Terdapat pula kursi dan meja di depannya sebagai tempat anak-anak berkumpul setelah membeli makanan.

Ia juga membantah alasan dewan soal kendaraan jamaah akan parkir di pinggir jalan. Sebab, sebagian besar jamaah datang dengan berjalan kaki.

Atas keputusan tersebut, Komunitas Boulevard akan mengajukan banding ke Inspektorat Perencanaan Nasional. Mereka harus menyerahkan tanggapannya paling lambat pada 16 Oktober dan setelah itu Inspektorat Perencanaan nasional akan membuat keputusan.

https://www.lancs.live/news/lancashire-news/muslim-prayer-house-hits-out-18864603

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement