REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Dr KH Syamsul Yakin MA
Di antara pahala umrah adalah dihapuskannya dosa. Nabi SAW bersabda, “Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini memberi isyarat bahwa umrah boleh dilaksanakan berkali-kali. Tujuannya untuk mendapatkan pahala yang lebih besar lagi.
Nabi SAW mempertegas, “Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah umrah (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak.” (HR. Turmudzi). Inilah pahala lainnya memperbanyak umrah.
Dari dua hadits ini saja dapat dimengerti bahwa orang yang melaksanakan ibadah umrah akan mendapatkan pahala yang berdimensi eskatologis berupa dihapuskannya segala dosa di akhirat. Dihapuskannya segala dosa pada kehidupan sesudah kematian adalah harapan semua insan beriman. Jadi melaksanakan umrah harus jadi prioritas.
Di samping itu, umrah juga ternyata berdimensi duniawi. Maksudnya, orang yang berumrah, akan terbebas dari jerat kesulitan hidup. Dengan kata lain, umrah menjadi sebuah perniagaan yang tidak merugi. Seluruh harta yang dikeluarkan untuk ongkos, penginapan, dan makan selama di Tanah Suci, Allah SWT ganti dengan berlipat ganda.
Allah SWT berseru, “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya.” (QS. al-Shaf/61: 10-11).
Secara kontekstual, jihad dengan harta dan jiwa dalam ayat ini termasuk di dalamnya adalah umrah. Artinya, orang berjihad (bersungguh-sungguh dengan sekuat daya) adalah berkorban dengan harta dan bahkan mempertaruhkan nyawa untuk melaksanakan umrah. Dari sini dapat simpulkan bahwa pahala umrah setara dengan pahala jihad.
Khusus bagi muslimah yang tidak berperang di jalan Allah SWT, dengan berumrah akan mendapat pahala jihad. Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Nabi SAW menjawab, “Iya, dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan (melaksanakan ibadah) haji dan umrah.” (HR. Ibnu Majah).
Sejatinya, orang yang berumrah itu diundang oleh Allah SWT dari negerinya sebagai tamu kehormatan. Nabi SAW sabdakan, “Orang yang mengerjakan haji dan umrah merupakan tamu Allah. Maka jika mereka bermohon kepada-Nya, pastilah dikabulkan-Nya, dan jika mereka memohon ampunan pasti diampuni-Nya.” (HR. Ibnu Majah).
Tak terbilang-bilang lagi betapa besar dan banyaknya pahala umrah. Andaikata ada suatu harapan yang belum terkabulkan atau pada masa lalu pernah berbuat dosa besar yang mengganggu hati dan pikiran karena belum yakin mendapat ampunan, maka solusinya bersegeralah untuk melaksanakan umrah, insya Allah hajat dikabulkan dan dosa diampuni.
Berumrah adalah menuju kota suci Mekkah yang di dalamnya ada Masjid Haram. Di kota ini jamaah umrah melakukan thawaf, sa’i, dan tahalul. Selain itu, jamaah umrah juga akan berziarah ke Madinah yang di dalamnya ada Masjid Nabawi, makam Rasulullah SAW, dan Raudhah dimana para jamaah berkesempatan memanjatkan doa.
Selain itu, bagi jamaah umrah yang shalat di kedua masjid itu, akan mendapatkan pahala berlipat-lipat. Nabi SAW bersabda “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama ketimbang seribu shalat di masjid lainnya, selain Masjid Haram. Shalat di Masjid Haram lebih utama daripada seratus ribu shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Semoga kita bisa umrah tahun ini. Aamiin.