Jumat 28 Aug 2020 04:33 WIB

Wakaf Penyulingan Cengkeh Berdayakan Warga Sangihe Sulut

Sejak Desember 2018, Rumah Zakat telah menginisiasi pabrik penyulingan cengkeh

Rumah Zakat telah menginisiasi berdirinya pabrik penyulingan cengkeh di Desa Berdaya Beha, Kecamatan Tabukan Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Foto: Rumah Zakat
Rumah Zakat telah menginisiasi berdirinya pabrik penyulingan cengkeh di Desa Berdaya Beha, Kecamatan Tabukan Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kabupaten Kepulauan Sangihe, Propinsi Sulawesi utara adalah wilayah terluar bagian Ujung Utara Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebuah daerah kepulauan beribukota Tahuna dengan luas wilayah 736,98 Km dan jumlah penduduk sebanyak 131.136 jiwa yang tersebar di 105 pulau dengan 79 pulau tidak berpenghuni dan 26 pulau yang berpenghuni.

Daerah ini merupakan daerah dengan kekayaan laut yang melimpah dan merupakan daerah

Baca Juga

perkebunan kelapa, cengkeh dan pala. Sejak Desember 2018, Rumah Zakat telah menginisiasi berdirinya pabrik penyulingan cengkeh di Desa Berdaya Beha, Kecamatan Tabukan Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Pabrik penyulingan cengkeh ini merupakan implementasi program wakaf produktif di Desa Berdaya untuk mengoptimalkan melimpahnya limbah cengkeh, pala dan kelapa di sana. Limbah daun cengkeh, sabut dan batok kelapa sangat banyak dan belum dioptimalkan.

"Padahal, misalnya daun cengkeh bisa diolah untuk mendapatkan minyak atsiri yang harganya sangat bagus di pasaran, mencapai Rp 120 ribu per kg,” jelas Fasilitator Desa Berdaya Beha, Haryono.

photo
Rumah Zakat telah menginisiasi berdirinya pabrik penyulingan cengkeh di Desa Berdaya Beha, Kecamatan Tabukan Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe. - (Rumah Zakat)

Masyarakat Desa Beha sangat bersyukur dengan adanya pabrik penyulingan cengkeh, selain limbah daun cengkeh bisa dikelola, keberadaan pabrik juga telah mampu menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 30 orang.

“Alhamdulillah, kita bisa memberdayakan sekitar 30 warga Desa Beha untuk menjadi pekerja di pabrik penyulingan cengkeh. Kita berencana untuk bisa terus mengembangkan pabrik ini agar semakin besar dan bisa mengelola lebih banyak lagi limbah perkebunan, tak hanya daun cengkeh, kedepannya kita berharap bisa mengolah limbah kelapa dan pala,” ungkap Chief Wakaf Officer Rumah Zakat, Soleh Hidayat.

Saat ini, kapasitas produksi Pabrik penyulingan cengkeh di Desa Beha mencapai satu ton daun cengkeh per hari. Dan emasuki masa panen raya cengkeh, Haryono rutin melakukan pemeriksaan terhadap mesin penyulingan untuk memastikan tidak ada masalah saat produksi nanti.

“Pekan lalu kami Kembali menjual 500 kilogram (kg) minyak atsiri dengan harga Rp 120 ribu per kg. Alhamdulillah, semoga hasil produksi kami semakin banyak, sehingga semakin banyak warga yang bisa diberdayakan,” tutur Haryono.

Selain di Sangihe, Rumah Zakat juga memiliki pabrik penyulingan cengkeh di Lombok yang dikelola oleh warga terdampak gempa yang terjadi pada tahun 2018 lalu. Salah satu tujuannya adalah untuk membangkitkan kembali UMKM di Lombok setelah porak poranda karena gempa.

Soleh mengatakan dengan program wakaf produktif, bisa memperluas kebermanfaatan dari wakaf. Selain bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lokasi implementasi program, hasil dari wakaf produktif juga bisa didistribusikan untuk program-program sosial lainnya seperti bantuan ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

“Inilah mengapa wakaf disebut ibadah multiple effect. Manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak orang,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement