Ahad 23 Aug 2020 08:53 WIB

Hikmah dan Keutamaan Mengamalkan Ilmu Agama

Mengamalkan ilmu agama ada hikmah dan keutamaannya.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Hikmah dan Keutamaan Mengamalkan Ilmu Agama. Foto: Ilustrasi ibadah di rumah.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Hikmah dan Keutamaan Mengamalkan Ilmu Agama. Foto: Ilustrasi ibadah di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mengetahui Ilmu agama meski sedikit, namun ketika diamalkan akan menyelamatkan dari kebinasaan  yang tentunya atas kehendak Allah SWT. Mengetahui hadits merupakan bagian dari ilmu agama jika diamalkan akan selamat dunia akhirat.

Hal tersebut seperti dikisahkan Muhammad Suhadi Lc dalam bukunya "30 Nasihat Nabi Sehari-Hari Penting Diajarkan, Mudah Diamalkan", bahwa ada budak Khalifah Harun Ar-Rasyid selamat dari kemurkaan Amirul Mukminin.

Baca Juga

Kisahnya, seorang budak yang cerdik, ia bekerja sebagai pelayan di istana Khalifah. Suatu hari, Khalifah Harun Ar-Rasyid sedang menjamu para undangan penting seperti menteri gubernur, dan panglima perang.

"Saat jamuan berlangsung, budak itu membawa minuman dalam sebuah kendi. Namun tanpa sengaja ups! Tiba-tiba minuman itu tumpah dan mengenai jubah kebesaran Khalifah Harun Ar-Rasyid," katanya.

Lalu, para tamu undangan yang hadir melihat langsung peristiwa memalukan itu. Tentu saja sang Khalifah merasa tidak nyaman dan malu dengan perbuatan pelayan yang ceroboh itu.

"Peristiwa itu juga membuatnya jengkel. Dengan menahan kekesalan sang khalifah menatapnya pelayan itu," katanya.

Pelayan cerdik itu segera berkata dan menenangkan khalifah. "Wahai Amirul Mukminin ingatlah dengan firman Allah, "...dan orang-orang yang menahan amarahnya..."

Mendengar hal itu khalifah terdiam, lalu menjawab. "Baiklah pelayanku, sekarang aku telah menahan amarah ku."

Pelayan itu berkata lagi "...dan memaafkan kesalahan orang..." khalifah menjawab "Baiklah, sekarang aku memaafkan kesalahanmu."

Pelayan itu berkata lagi.  "Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

Sang khalifah pun berkata. "Sekarang aku memerdekakan mu karena Allah."

Masya Allah! Netapa bahagianya pelayan itu. Kini ia menjadi orang yang merdeka tentu saja ia mengucapkan terima kasih atas kebaikan sang khalifah orang yang mampu menahan amarahnya. Dan itu itulah contoh jika suatu Ilmu diamalkan dapat membebaskan diri dari kemalangan.

Kisah ini menjadi teladan bagaiman kita bersabar tidak marah-marah ketika suatu keadaan tidak membuat kita menyenangkan. Ada beberapa keutaman kesabaran.

"Siapa yang menahan amarah padahal Ia dapat melampiaskannya, maka kelak di hari kiamat Allah akan memanggilnya di depan semua makhluk, lalu Allah menyuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu Daud Tirmidzi).

Mampu bersabar dan tidak marah adalah salah satu sifat orang bertaqwa Rasulullah SAW menyebut orang yang mampu menahan marah sebagai orang yang kuat.

"Tidaklah seorang hamba menahan kemarahannya karena Allah kecuali Allah akan memenuhi baginya keamanan dan keimanan."( HR Abu Daud).

"Orang kuat bukanlah orang yang kuat dalam bergulat. Akan tetapi, orang kuat adalah orang yang sanggup menahan nafsu tatkala ia marah." (HR Bukhari dan Muslim).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement