REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir seluruh pondok pesantren di Indonesia telah melakukan pembelajaran secara tatap muka di masa pandemi Covid-19. Hal ini didasarkan pada laporan kondisi pondok pesantren dalam masa pandemi Covid-19 yang diterima direktorat pendidikan diniyah dan pondok pesantren Kementeriam Agama (Kemenag).
Meski demikian, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdlani menyatakan, madrasah sebagai bagian dari institusi yang memuliakan nilai kemanusiaan tetap memberikan perhatian yang sangat kuat terhadap aspek kesehatan dan keselamatan warga madrasah.
"Pertimbangan kesehatan dan keselamatan menjadi perhatian utama dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (21/8).
Berdasarkan data kondisi pesantren di masa pandemi yang diterima Republika.co.id, hanya ada dua provinsi yang tidak memiliki laporan terkait pembelajaran di pesantren, yakni di Provinsi Papua dan Sulawesi Utara. Ke-32 provinsi yang lain tercatat melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat.
Misalnya, di Provinsi Sumatra Utara, ada 222 pesantren yang telah melaksanakan proses pembelajaran secara tatap muka. Namun seluruh santri, ustaz dan ustazah maupun tenaga pendidik sehat dan tidak terpapar Covid-19. Di Aceh, santri beserta warga pesantren sehat dan tidak ada yang terpapar covid-19. Namun, seorang pimpinan Pondok Pesantren berdasarkan hasil tes swab pada 23 Juli dinyatakan positif Covid-19.
Di Sumatra Barat, ada dua pesantren yang terpapar Covid-19. Kanwil Kemenag Sumatra Barat terus melakukan peninjauan dan pemantauan terhadap penerapan protokol kesehatan di pesantren. Di Riau, 50 persen dari 281 pesantren di sana telah melaksanakan pembelajaran dengan sistem tatap muka. Sejauh ini, selama proses pembelajaran tatap muka di pesantren tidak ada laporan tentang dampak Covid-19.
Di Kepulauan Riau, sebagian besar pesantren juga sudah melakukan pembelajaran tatap muka sejak 13 Juli 2020 secara bertahap. Pesantren yang mendatangkan kembali santrinya, tidak dibenarkan memberi izin keluar masuk wilayah pesantren dan orang tua tidak dibolehkan untuk berkunjung. Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung, termasuk provinsi di mana banyak pesantren yang melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Di Pulau Jawa, seperti di Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur, juga banyak pesantren yang telah menerapkan pembelajaran tatap muka. Di Banten, hingga saat ini tidak ada santri, ustaz atau ustazah di lingkungan pesantren yang terpapar Covid-19.
Di Jawa Barat, sebagian besar pesantren di sana juga telah menerima kehadiran santri. Tetapi 5 orang santri di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Kota Depok dinyatakan positif Covid-19 dan sedang dalam perawatan di rumah sakit terdekat.
Di DKI Jakarta, Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta mendapat laporan bahwa di pesantren daerah Lubang Buaya Jakarta Timur terdapat satu klaster dengan empat kasus positif Covid-19. Di Jawa Tengah, ada 73 santri yang positif terpapar Covid-19. Sedangkan di Yogyakarta, sejak Juli hingga Agustus, ada 80 persen pondok pesantren yang sudah memulai kembali kegiatan kepesantrenan. Di Jawa Timur, sejumlah 109 santri dan satu orang ustaz di Provinsi Jawa Timur terpapar Covid-19.
Sementara itu, di Bali, sampai saat ini seluruh santri, ustaz, ustazah maupun tenaga kependidikan di pesantren dinyatakan sehat dan tidak terpapar Covid-19. NTB, juga termasuk provinsi yang pesantren-pesantrennya telah memulai pembelajaran tatap muka sejak Juli lalu. Sedangkan di NTT, hingga kini belum ada warga di lingkungan pesantren yang terpapar Covid-19.
Di Kalimantan, sebagian besar pesantrennya sudah mengaktifkan kembali kegiatan belajar-mengajar. Pesantren di Kalimantan Tengah dengan total 82 pondok, 52 di antaranya sudah melaksanakan proses belajar mengajar dengan tatap muka. Sisa 30 pondok pesantren belum melaksanakan proses belajar mengajar. Namun hingga kini tidak ada penghuni pesantren yang terpapar Covid-19.
Pembelajaran tatap muka di pesantren di Kalimantan Timur juga sudah mulai dilaksanakan kembali. Dari 170 pondok pesantren yang ada di Provinsi Kalimantan Timur, 89 pesantren yang tersebar di 10 Kota/Kabupaten sudah aktif kembali. Seluruhnya dinyatakan dalam keadaan sehat, tidak ada yang terpapar Covid-19.
Di Sulawesi Barat, proses pembelajaran di pesantren sudah dimulai pada Juli lalu. Ada 37 lembaga yang melakukan pembelajaran secara tatap muka dan secara daring 36 lembaga. Warga pesantren di Sulawesi Barat pun tidak ada yang terpapar Covid-19, dan tetap menjalankan Protokol Kesehatan Covid-19. Di Sulawesi Selatan, program pembelajaran tatap muka baru berjalan di tiga persen pesantren di sana. Sedangkan 97 persen pesantren masih melakukan pembelajaran melalui daring.
Di Maluku Utara, pesantren yang telah melaksanakan pembelajaran tatap Muka mencapai 40 persen dari total 26 pesantren yang ada. Sedangkan 60 persen pesantren masih belajar daring. Di Papua Barat, proses belajar mengajar di pesantren telah sesuai dengan kalender pendidikan dan protokol kesehatan. Sampai kini, santri, ustaz/ustazah, maupun tenaga kependidikan lain di pondok pesantren dinyatakan sehat dan tidak terpapar Covid-19.