REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Masjid-masjid di Mesir telah dibuka kembali bagi jamaah yang ingin melaksanakan sholat, di bawah aturan ketat untuk mengantisipasi penularan infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) sejak akhir Juni. Namun, pelaksanaan sholat Jum’at yang akan memuat lebih banyak orang belum diizinkan untuk publik, di mana negara tengah mempertimbangkan langkah-langkah lanjutan karena pandemi yang masih menjadi ancaman.
Meski demikian, Pemerintah Mesir akan mengizinkan kembali pelaksanaan sholat Jumat di masjid-masjid besar negara itu mulai 28 Agustus mendatang, dengan sejumlah aturan ketat untuk pencegahan penularan virus. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Mostafa Madbouly dalam konferensi pers pada Rabu (19/8).
Madbouly menambahkan, tindakan preventif akan terus dilakukan selama pelaksanaan ibadah sholat harian dan khutbah sholat Jumat diizinkan hanya berlangsung maksimal 10 menit. Tindakan pencegahan termasuk jamaah memakai masker, menjaga jarak sosial, dan menggunakan sajadah pribadi.
Masjid akan dibuka hanya 10 menit sebelum sholat dan akan ditutup setelahnya. Sholat Jumat setiap pekannya hanya akan diperbolehkan di masjid-masjid besar dengan seorang imam yang ditetapkan oleh Kementerian Wakaf dan Agama Mesir untuk memimpin sholat.
Jika terdapat pelanggaran terhadap aturan pencegahan yang ditetapkan pihak berwenang, maka masjid akan dilarang untuk kembali menggelar pelaksanaan sholat Jumat. Pusat komunitas serta ruang belasungkawa dan ruang pernikahan yang terhubung dengan tempat ibadah akan tetap ditutup secara nasional, termasuk upacara atau ritual pemakaman secara agama.
Sementara itu, Madbouly mengatakan penutupan pantai untuk publik di Mesir akan tetap diberlakukan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Pemerintah negara itu akan mengizinkan pembukaan kembali taman yang memerlukan biaya masuk dengan ketentuan pengurangan pengunjung hingga 50 persen.
Kebun binatang, taman hiburan, dan ruang terbuka lainnya sekarang akan dibuka kembali dengan penurunan tingkat pengunjung yang seperti yang berlaku di restoran. Lebih lanjut Madbouly mengatakan hanya sejumlah pengunjung yang diizinkan masuk sepanjang hari dengan tindakan pencegahan yang sama diterapkan di seluruh negeri.
Mesir telah bergerak menuju pembukaan kembali ekonominya secara bertahap sejak akhir Juni, mencabut beberapa aturan pembatasan selama pandemi COVID-19. Termasuk diantaranya aturan jam malam, membuka kembali restoran, dan melanjutkan penerbangan internasional reguler sebagai bagian dari rencana new normal atau kondisi normal baru, di mana manusia harus hidup berdampingan dengan virus yang mengancam.
Kebijakan ini telah memungkinkan restoran dan kafe untuk beroperasi hingga pukul 00.00 dini hari, alih-alih waktu jam tutup sebelumnya, yakni pada 22.00 saat peningkatan batas pengunjung sejak 26 Juli. Kafe, restoran, dan tempat lainnya sekarang beroperasi dengan waktu demikian, dengan mal dan pusat perbelanjaan tutup pukul 22.00 malam.
Namun, operasi pembukaan bisnis-bisnis tersebut dengan aturan tingkat pembatasan maksimum sebesar 50 persen, bukan batas sebelumnya sebesar hanya 25 persen. Pihak berwenang mengatakan tindakan penguncian akan ditinjau secara berkala sebelum mereka memutuskan untuk secara bertahap melonggarkannya lebih lanjut, memperingatkan bahwa tindakan ketat akan diberlakukan jika warga gagal mematuhi aturan.
Sumber:
http://english.ahram.org.eg/NewsContent/1/64/378120/-.aspx