REPUBLIKA.CO.ID, ANTWERP -- Dua masjid di kota Antwerp di Belgia mengajukan pengaduan terhadap partai politik sayap kanan Vlaams Belang dan ketuanya Tom Van Grieken karena menyebarkan gambar di media sosial yang menurut mereka memicu kebencian dan diskriminasi. Masjid tersebut ialah Masjid Al Aqsa dan Masjid Pusat Kebudayaan Omar di distrik utara Antwerp.
Kedua masjid tersebut mengajukan keluhan setelah Vlaams Belang dan Van Grieken menyebarkan gambar umat Muslim pada hari raya qurban. Dalam unggahan di Twitter, Van Grieken menuliskan "Inilah alasan sebenarnya mengapa seluruh provinsi Antwerp dihukum" dengan langkah pencegahan virus corona yang lebih ketat.
Karena adanya pengetatan dalam langkah pencegahan virus corona, hari raya Idul Adha pada 31 Juli 2020 terpaksa berlangsung dalam gelembung sosial masyarakat sendiri. Sebagian besar masjid di Belgia ditutup.
Hanya beberapa masjid, sembari menerapkan langkah pencegahan, yang memutuskan menerima sejumlah kecil jamaah untuk sholat Id. Masjid tersebut termasuk Masjid Al Aqsa di Antwerp utara.
Juru bicara masjid Antwerp kepada De Morgen mengatakan karena ada tindakan pengamanan di pintu masuk dan di masjid itu sendiri, seperti disinfeksi tangan, maka jalanan menjadi semakin ramai. Polisi kemudian datang ke tempat kejadian untuk memastikan semua orang menjaga jarak yang cukup.
"Tidak ada pelanggaran tindakan keamanan yang terdeteksi," kata juru bicara masjid tersebut, dilansir di The Brussels Times, Rabu (12/8).
Namun demikian, pada 31 Juli 2020 Van Grieken dan Vlaams Belang mengunggah video yang dibuat sebelum kedatangan polisi, dan di mana ada teriakan Muslim terlihat. "Luar biasa! Hari ini di masjid-masjid di Antwerp utara. Inilah alasan sebenarnya mengapa seluruh provinsi Antwerpen dihukum," tulis Van Grieken.
Menurut masjid Al Aqsa, gambar dan pesan yang menyertai unggahan itu memicu kebencian dan diskriminasi. Mereka mengatakan, potret hiruk pikuk di jalan-jalan sama sekali tidak mencerminkan cara di mana langkah pencegahan diambil di dalam masjid, dan tentunya tidak di masjid-masjid yang menutup pintunya.
"Tujuan kami dengan laporan ini ialah menunjukkan unggahan di media sosial itu memiliki niat yang jelas untuk melabeli Muslim dan masjid sebagai penyebab meningkatnya angka virus corona dan membuat komunitas ini sebagai kambing hitam," demikian pernyataan masjid tersebut.
Baca juga: Media Inggris Mengambinghitamkan Muslimah di Tengah Pandemi