REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei membuka akun Twitter dalam bahasa Hindu. Akun tersebut dibuat beberapa bulan setelah terjadinya kerusuhan di Delhi, India.
Cicitan pertama yang diunggah Khamenei didedikasikan untuk Allah dan Islam. Dengan akun berbahasa Hindi ini, dia berusaha terhubung dengan komunitas Muslim di India.
"Dalam nama Allah, yang sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang," unggahan pertamanya, dilansir di Sputnik News, Ahad (9/8).
Unggahan keduanya, ia menceritakan tentang ikatan tulus Syiah dengan Ghadir, sebuah khutbah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad di Telaga Khum. "Meskipun ikatan tulus Syiah dengan acara Ghadir adalah ikatan yang kuat dan signifikan, Ghadir dalam semangat sejatinya tidak hanya dimiliki oleh Syiah. Itu milik seluruh dunia Islam, karena ini adalah peristiwa yang timbul dari semangat dan esensi Islam yang sebenarnya," ujarnya dalam akun Twitter itu.
Kerusuhan terus terjadi di Delhi pada Februari lalu. Kerusuhan tersebut mengakibatkan kematian umat Islam dan Hindu.
Hindi account launched @In_khamenei https://t.co/9ETUWdDiwy
— Khamenei.ir (@khamenei_ir) August 9, 2020
Atas banyaknya korban jiwa tersebut, pemimpin tertinggi Iran ini telah membuat pernyataan keras terhadap India. Dia meminta pemerintah India agar mengambil tindakan terhadap ekstremis Hindu untuk mencegah isolasi India dari dunia Islam.
Menurut Pew Research Center, populasi Syiah di India adalah antara 10 hingga 13 persen dari total populasi Muslim atau sekitar 20 juta hingga 30 juta orang. India memiliki populasi Syiah terbesar ketiga setelah Iran dan Pakistan.
Untuk diketahui, kerusuhan Delhi yang mengakibatkan 52 orang meninggal dunia dan lebih dari 400 orang luka-luka bermula dari bentrokan Hindu dan Muslim atas Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan (CAA) pada 24 dan 25 Februari.
“Hati umat Islam di seluruh dunia sedang berduka atas pembantaian umat Islam di India. Pemerintah India harus menghadapi ekstremis Hindu dan partainya dan menghentikan pembantaian Muslim untuk mencegah isolasi India dari dunia Islam,” ujar Khamenei dalam cicitan twitternya.
Atas cicitannya itu, India mengajukan protes agar akun Twitter Khamenei dan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif ditangguhkan.