Kamis 06 Aug 2020 14:18 WIB

Lebanon di Tepi Jurang Kehancuran Usai Ledakan Dahsyat

Lebanon menghadapai masalah pangan dan krisis ekonomi.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Lebanon di Tepi Jurang Kehancuran Usai Ledakan Dahsyat. Orang-orang berjalan dengan barang-barang mereka setelah evakuasi dari perumahan mereka yang rusak di daerah Mar Mikhael dan Gemayzeh setelah ledakan besar menghancurkan pelabuhan di Beirut pada tanggal 4 Agustus 2020, di Beirut, Lebanon, 05 Agustus 2020. Menurut laporan media, setidaknya 100 orang terbunuh dan lebih dari 4.000 terluka setelah ledakan, yang disebabkan oleh lebih dari 2.500 ton amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang, menghancurkan area pelabuhan pada tanggal 4 Agustus.
Foto:

Api tampaknya menyebar ke bangunan terdekat di pelabuhan, memicu ledakan dan mengirimkan asap yang berbentuk seperti awan jamur. Pasukan keamanan Lebanon telah menutup area di lokasi kejadian ketika sebuah buldoser masuk untuk membantu membersihkan puing-puing. 

Seorang pemuda memohon pasukan untuk mengizinkannya masuk dan mencari ayahnya, yang telah hilang sejak ledakan terjadi. Ia pun diarahkan untuk pergi menuju pos petugas pelabuhan yang akan menuliskan detail laporan.

Di distrik Achrafieh yang terdampak oleh ledakan di Beirut, pekerja pertahanan sipil dan tentara bekerja menemukan orang hilang dan membersihkan puing-puing. Setidaknya satu orang masih terjepit di bawah batu dari sebuah bangunan tua yang telah runtuh. Relawan mengaitkannya ke tangki oksigen untuk membantunya bernapas, sementara yang lain mencoba membebaskan kakinya.

Ledakan telah menghancurkan banyak bangunan apartemen yang berpotensi menyebabkan sejumlah besar orang kehilangan tempat tinggal. Pada saat yang sama banyak orang Lebanon juga kehilangan pekerjaan dan tabungan mereka tergerus karena krisis mata uang terjadi di negara itu. Insiden itu juga menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana Lebanon akan terus mengimpor hampir semua barang-barang produksi utama, akibat pelabuhan utamanya hancur.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab, dalam pidato singkatnya di televisi meminta kolega-kolega memberikan bantuan kepada negara kecil itu, dengan mengatakan saat ini tengah terjadi bencana nyata. Ia juga menegaskan kembali janjinya mereka yang bertanggung jawab atas ledakan ini akan membayar perbuatannya, tanpa menyebut kemungkinan penyebab insiden.

photo
Seorang pria membersihkan pecahan kaca di sebuah masjid di Beirut, Lebanon 5 Agustus 2020. REUTERS/Aziz Taher TPX IMAGES OF THE DAY - (REUTERS/AZIZ TAHER)

Di Lebanon, juga telah terjadi masalah keamanan pangan. Negara kecil ini telah menampung lebih dari satu juta warga Suriah sejak perang saudara yang terjadi di negara tetangga itu pada 2011. 

Rekaman drone yang diambil oleh Associated Press menunjukkan ledakan itu menghancurkan sekelompok silo gandum yang menjulang tinggi, membuang isinya ke puing-puing. Itu adalah sekitar 80 persen dari pasokan gandum Lebanon yang diimpor. 

National News Agency yang dikelola Pemerintah Lebanon mengutip pernyataan Menteri Ekonomi dan Perdagangan Raoul Nehme yang mengatakan semua gandum yang disimpan di fasilitas itu telah terkontaminasi dan tidak dapat digunakan. Namun, ia menegaskan negara masih memiliki cukup gandum untuk kebutuhan mendesak dan akan mengimpor lebih banyak lagi bahan pangan ini.

Beberapa negara telah berjanji akan memberikan bantuan setelah ledakan itu. Bahkan Israel menawarkan bantuan kemanusiaan. Kedua negara telah dalam konflik selama beberapa dekade dan Israel berperang pada 2006 dengan Hizbullah yang saat ini mendominasi politik Lebanon.

Krisis ekonomi Lebanon dilaporkan terjadi sebagai akibat dari dekade korupsi sistemik dan tata kelola yang buruk oleh kelas politik yang telah berkuasa sejak akhir perang saudara. Negara di Mediterania itu telah mengadakan protes massal yang menyerukan perubahan politik sejak tahun lalu, tetapi hanya beberapa tuntutan mereka telah dipenuhi karena situasi ekonomi terus memburuk.

 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement