REPUBLIKA.CO.ID, Takut terhadap azab menjadi keniscayaan bagi setiap insan, khususnya orang-orang yang beriman.
Dalam Alquran surat al-Ma'arij ayat 27 disebutkan, takut kepada azab Allah ini merupakan di antara ciri orang-orang yang jiwanya tenang, tidak banyak keluh kesah dan tidak galau hidupnya. Sebab, dengan tertanamnya rasa takut terhadap azab Allah akan melahirkan kekuatan iman dan rasa syukur.
وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ
“Dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.” Hakikatnya, Allah SWT Mahapengasih dan Penyayang kepada setiap makhluk- Nya, terutama manusia sebagai penyandang makhluk yang telah dimuliakan. Maknanya, Allah tidak menghendaki hamba-Nya tersebut mendapatkan azab-Nya. Hanya saja, ulah hamba-Nya sendiri yang memilih jalan kebatilan dan berpaling dari kebenaran.
Dalam sebuah riwayat Ibnu Majah dan al-Hakim dengan sanad sahih, Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat yang sangat penting dan berharga kepada kita tentang masalah azab ini. Di hadapan kaum Muhajirin dan Anshar, beliau SAW menyebut lima hal yang dapat mengundang turunnya azab dan kemurkaan Allah SWT, sebagai berikut:
نْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، قَالَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ فَقَالَ " يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلاَفِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا . وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَؤُنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ . وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلاَّ مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلاَّ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ . وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلاَّ جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ
Pertama, dosa zina yang dilakukan secara terang-terangan di suatu kaum. Perbuatan maksiat ini akan menyebabkan turunnya tha'un (wabah) dan penyakitpenyakit yang tidak pernah ada pada generasi sebelumnya.
Kedua, perilaku curang, seperti mengurangi takaran dan timbangan. Termasuk kezaliman penguasa, seperti pembunuhan, kerusakan, khianat, korupsi, dan lain-lain. Maka, ragam kejahatan ini akan menyebabkan kebangkrutan, paceklik, banyaknya tekanan, dan kesulitan hidup.
Ketiga, enggan membayar zakat dan suka menahannya. Akibatnya, hujan dari langit pun akan ditahan. Sekiranya bukan karena hewan-hewan, niscaya manusia tidak akan diberi hujan.
Keempat, melanggar perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya. Karena perbuatan ini, Allah akan menjadikan pihak musuh dari kalangan orang kafir dan munafik berkuasa ke atas mereka. Lalu, pihak musuh tersebut mengambil sebagian apa yang mereka miliki.
Kelima, menyelisihi syariat Islam. Artinya, selama para pemimpin yang diberikan amanah kekuasaan itu tidak menjadikan agama sebagai dasar hukum dalam menjalankan kepemimpinannya, Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka.