Sabtu 25 Jul 2020 04:33 WIB

Khutbah Jumat Hagia Sophia Singgung Muslim Korban Penindasan

Khutbah Jumat Hagia Sophia disampaikan Kepala Direktorat Keagamaan Turki.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Ani Nursalikah
Khutbah Jumat Hagia Sophia Singgung Muslim Korban Penindasan. Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kantor Pers Presiden Turki menunjukkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (C) melakukan doa Jumat pertama selama upacara pembukaan resmi Hagia Sophia sebagai sebuah masjid di Istanbul, Turki, 24 Juli 2020.
Foto:

“Masjid-masjid Allah hanya dapat dipertahankan oleh mereka yang percaya pada Allah dan Hari Akhir dan mendirikan sholat dan memberikan zakat dan tidak takut kecuali Allah, karena diharapkan bahwa mereka akan menjadi [yang] dibimbing,” kata Erbas.

Erbas percaya dan menganggap makna Hagia Sophia sebagai tujuan mulia dan kepercayaan yang sakral perlu bekerja untuk memastikan belas kasih, toleransi, kedamaian, ketenangan, dan kebajikan berlaku di seluruh dunia. Alasan ini yang digunakan mengapa Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi lainnya diutus, yang berarti kedamaian, keselamatan, dan salam.

“Kita harus menjadi harapan untuk keselamatan umat manusia yang berada dalam pusaran masalah besar. Kita perlu mempertahankan keadilan dalam wilayah geografis yang dikelilingi oleh penindasan, ketidakadilan, air mata, dan keputusasaan,” ucap Erbas.

Erbas mengingatkan saat ini, Muslim di berbagai belahan dunia masih mengalami penganiayaan, masjid-masjid terkena serangan Islamofobia, pintunya dikunci, bahkan dibom dan dihancurkan. “Saya menyampaikan perilaku luar biasa Sultan Fatih di Hagia Sophia kepada dunia, dan mengajak semua umat manusia untuk mengatakan ‘setop’ terhadap retorika, aksi teror dan tindakan penganiayaan anti-Islam,” ujar Erbas.

Dalam khutbahnya, Erbas mengingatkan sebagai umat Muslim, tugas terbesar adalah bersama-sama mengadopsi rasa kasih sayang sesama dan toleransi, kedamaian, ketenangan, dan kebaikan di seluruh dunia. “Tugas kita adalah bekerja agar kebaikan dan keadilan selalu ada di bumi siang dan malam. Tugas kita adalah menjadi penjamin keadilan di wilayah yang dikelilingi oleh kekejaman dan ketidakadilan, air mata, dan ketidakberdayaan,” kata dia.

photo
Orang-orang di Hagia Sophia setelah sholat Jumat saat upacara pembukaan resmi Hagia Sophia sebagai masjid di Istanbul, Turki, 24 Juli 2020. - (EPA-EFE/TOLGA BOZOGLU)

Dia juga menambahkan Turki percaya bahwa bumi adalah rumah bersama. Setiap orang di rumah ini, terlepas dari kepercayaan, ras, dan warna kulit, memiliki hak untuk hidup dengan aman, bermartabat, kebebasan, dan kemanusiaan.

“Di bawah kubah Hagia Sophia, saya mengundang semua umat manusia untuk menegakkan keadilan, perdamaian, kasih sayang, dan kesetaraan. Saya mendesak Anda mempertahankan nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip moral yang melindungi kehormatan manusia,” ucap Erbas.

Dalam khutbah bersejarah ini, Erbas, ingin melakukan panggilan ke seluruh dunia bahwa pintu Masjid Hahia Sophia terbuka untuk semua hamba Allah tanpa diskriminasi. “Wahai manusia! Pintu Masjid Hagia Sophia terbuka untuk semua hamba Allah tanpa diskriminasi sama seperti pintu Masjid Suleymaniye, Masjid Selimiye, Masjid Sultan Ahmed, dan masjid-masjid lain milik kita. Perjalanan menuju keimanan, ibadah, sejarah, dan kontemplasi dalam suasana spiritual Masjid Hagia Sophia akan berlanjut tanpa henti, Insya Allah,” katanya.

Ia berdoa agar Allah SWT senantiasa melayani Masjid Hagia Sophia dengan sepatutnya yang memiliki tempat khusus dalam sejarah yang mulia dan nilai yang luar biasa di hati. Semoga Allah SWT memberkati kita dengan kehormatan menghormati masjid seperti Hagia Sophia yang luar biasa. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement