REPUBLIKA.CO.ID,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
''Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta''. (QS 20:124)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud waman a'radla an dzikri yaitu sikap menolak perintah Allah dan apa yang diturunkan kepada Rasul-Nya, kemudian mengambil aturan/hukum selain dari petunjuk Allah.
Sedangkan, maisyatan dlanka adalah kesempitan hidup di dunia, tidak memperoleh kebahagiaan, dada mereka sempit karena kesesatannya.
Mungkinkah apa yang terjadi di negeri ini sekarang merupakan wujud nyata peringatan Allah itu? Yang jelas, krisis multidimensi seolah tak berujung. Nilai rupiah semakin terpuruk.
Pengangguran semakin meningkat drastis. Utang menumpuk. Harga kebutuhan naik. Pendidikan semakin mahal dan sebagainya. Padahal negeri ini memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah ruah, dengan penduduk yang mayoritas Muslim.
Berkait dengan ayat di atas, jangan-jangan kesempitan hidup saat ini karena kita meninggalkan aturan Islam dalm seluruh aspek kehidupan.
Dalam kehidupan politik, para elite mengikuti paradigma Machiavelli yaitu meraih tujuan dengan menghalalkan segala cara. Mereka tidak lagi memikirkan kehidupan umat.
Produk hukum Islam dilecehkan dan lebih senang dengan hukum buatan sendiri. Sistem ekonomi didasarkan atas riba. Dan sistem sosialnya mentah-mentah meniru sistem Barat, dan sebagainya.
Keadaan seperti ini yang pernah diungkapkan Sayyid Quthub: Al Islamu syaiun wal muslimu syaiun akhor (Islam adalah sesuatu dan kaum muslimin sesuatu yang lain, tidak menyatu).
Oleh karena itu, solusi terbaik untuk mengatasi kesempitan hidup ini adalah kembali menyatukan kaum Muslim dengan ajaran Islam dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tentu dalam seluruh aspek kehidupan, bukan hanya pribadi. Niscaya Allah akan menghilangkan kesempitan hidup ini, dan Dia akan melimpahkan keberkahan.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
''Jika sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan limpahkan kepada mereka keberkahan dari atas langit dan dari perut bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.''(QS Al-A’raaf: 96).