Rabu 13 Mar 2024 17:08 WIB

Jika Kesulitan Hidup Terasa Pedih, Ini Resep Syekh Ibnu Athaillah untuk Menghilangkannya 

Kesulitan hidup harus dihadapi dengan yakin kepada Allah SWT.

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi berdoa hadapi kesulitan hidup. Kesulitan hidup harus dihadapi dengan yakin kepada Allah SWT
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi berdoa hadapi kesulitan hidup. Kesulitan hidup harus dihadapi dengan yakin kepada Allah SWT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Manusia di dunia ada yang sedang mendapatkan kesulitan dan kesedihan, tapi ada juga yang sedang mendapatkan kemudahan dan kebahagian. Kesulitan, kemudahan, kesedihan, dan kebahagiaan datang silih berganti dalam hidup.

Kesulitan hidup dan musibah bisa menimpa siapa saja tanpa terkecuali. Jika terasa pedih saat menghadapi kesulitan hidup atau musibah, Syekh Ibnu Athaillah As Sakandari dalam kitab Al Hikam menjelaskan cara mengobati atau meringankan kepedihan itu.  

Baca Juga

لِيُخَفِّفْ أَلَمُ الْبَلَاءِ عَلَيْكَ عِلْمُكَ بِأَنَّهُ سُبْحَانَهُ هُوَ الْمُبْلِي لَكَ. فَالَّذِي وَاجَهَتْكَ مِنْهُ الْأَقْدَارُ هُوَ الَّذِي عَوَّدَكَ حُسْنَ الْإِخْتِيَارِ

"Agar kamu bisa meringankan derita musibah yang sedang menimpa maka hendaklah kamu mengetahui bahwa Allah SWT adalah Dzat yang menguji kamu. Dzat yang mengarahkan kamu menghadapi berbagai takdir adalah Dzat yang membiasakan kamu untuk selalu mengambil pilihan yang terbaik." (Syekh Ibnu Athaillah As Sakandari, kitab Al Hikam)

Jika kamu sering tertimpa musibah atau sedang menghadapi bencana, maka ada satu resep yang bisa kamu manfaatkan untuk meringankan kepedihan yang kamu rasakan, yaitu mengetahui bahwa Allah SWT yang telah menguji kamu. 

Dia adalah Tuhan Yang Mahabijaksana, setiap ketetapan Allah SWT pasti mengandung hikmah dan maslahat bagi para hamba-Nya. Tidak ada satu pun ketetapan-Nya yang bertujuan menyiksa dan merugikan hamba-hamba-Nya.

Sebagai hamba, hak kamu hanyalah menerima ketentuan Sang Penguasa. Yakinlah bahwa semua yang ditakdirkan Allah SWT adalah kebaikan.

Sebenarnya, itulah yang membedakan antara seseorang yang menghambakan dirinya kepada Dzat Yang Maha Kuasa dengan seseorang yang menghambakan dirinya kepada makhluk yang mahalemah.

Manusia jenis yang pertama selalu berbuat untuk kebaikan sebagai hamba-Nya. Sedangkan manusia yang kedua bertindak berdasarkan hawa nafsu belaka, sehingga tidak ada hikmah di balik tindakannya.

Ketahuilah bahwa Dzat yang menetapkan kamu untuk menghadapi berbagai ketentuan-Nya adalah Dzat yang menuntun kamu untuk selalu mengambil pilihan yang terbaik. Bukankah Allah SWT sudah mengajarkan kamu untuk menghadapi segala keburukan dengan kesabaran. 

Baca juga: Rasulullah SAW Ungkap Kondisi Islam dan Muslim Akhir Zaman Seperti Ini, Sudah Terjadi?

Yah, bersabarlah maka kamu akan mendapatkan keun¬tungan dan balasan yang lebih baik. Siapa tahu, di balik musibah itu, ada nikmat yang tidak terkira banyaknya dan tidak terbayangkan indahnya.

Demikian dijelaskan Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement