REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan adanya kemungkinan penyelenggaraan sholat Idul Adha di Istiqlal pada akhir Juli. Namun semua itu tergantung proses renovasi yang hingga saat ini masih dilakukan.
Proses renovasi Istiqlal secara keseluruhan diklaim telah nyaris rampung. Diperkirakan pengerjaan akan tuntas pada pertengahan atau akhir Juli. Namun, keputusan akhir soal pelaksanaan sholat Idul Adha menunggu instruksi Prof Nasar.
"Minggu ini baru dipastikan, karena masih renovasi besar-besaran. Rencananya iya (adakan sholat Idul Adha) tapi masih ada yang belum tuntas, kepastiannya kami rapat kooordinasi dulu, finalnya Ahad depan," kata Prof Nasar pada Republika.co.id, Rabu (1/7).
Proses renovasi Istiqlal dimulai pada Mei 2019 dengan target pengerjaan selama 10 bulan. Tapi pengerjaannya molor akibat pandemi Covid-19. Ketika virus itu mewabah di ibu kota, jumlah pekerja dikurangi dan banyak dari mereka yang pulang kampung. Ketika kondisi sedikit mereda, mereka malah kesulitan untuk kembali karena adanya pembatasan perjalanan. Jika batal melaksanakan sholat Idul Adha, maka itu akan jadi kali pertamanya terjadi di Istiqlal sejak diresmikan pada 1978.
"Masih renovasi sekarang, dikebut instalasi listrik dan pintu gerbangnya," ujar Kabag Humas Masjid Istiqlal Abu Hurairah di waktu yang sama.
Di sisi lain, Istiqlal tetap mengadakan pemotongan hewan kurban terlepas sholat Idul Adha diadakan atau tidak. Pengurus Istiqlal siap menerima, memotong sekaligus menyalurkan hewan kurban.
Selama proses pemotongan kurban hingga penyalurannya, pengurus Istiqlal berkomitmen menjalankan protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker, cuci tangan. Diharapkan para penerima hewan kurban juga mematuhi protokol kesehatan demi keselamatan bersama.
"Potong kurban jalan, kami terima sumbangan hewan kurban, pemotongan disesuaikan dengan protokol kesehatan," ujar Prof Nasar.