REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily menyesalkan Unilever Indonesi dukung lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Menurut dia, masih banyak yang lebih penting didukung oleh sebuah korporasi daripada LGBT.
"Ada hal yang lebih penting selain mendukung gerakan LGBT di Indonesia," kata Ace saat dihubungi, Senin (29/6).
Menururnya, jika ingin turut serta membantu masyarakat Indonesia, Uniliver bisa membantu membantu pendidikan di Indonesia, mendorong kewirausahaan, dan lain-lain. Bukan membantu LGBT yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai agama, moral dan budaya
"Karena itu, sebaiknya Unilever menghentikan membantu gerakan LGBT ini," katanya.
Seperti diketahui dukungan Unilever terhadap gerakan lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer telah menuai kecaman di dunia maya. Tak sedikit seruan untuk memboikot produk Unilever.
Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso mengatakan, Unilever beroperasi di lebih dari 180 negara dengan budaya yang berbeda. "Secara global dan di Indonesia, Unilever percaya pada keberagaman dan lingkungan yang inklusif," katanya dalam keterangan pers yang diterima, Jumat (26/6).
Sancoyo mengatakan, Unilever telah beroperasi selama 86 tahun di Indonesia. Unilever selalu menghormati maupun memahami budaya, norma, dan nilai setempat.
"Oleh karena itu, kami akan selalu bertindak dan menyampaikan pesan yang sesuai dengan budaya, norma, dan nilai yang berlaku di Indonesia," katanya.