REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Ditjen Pendidikan Islam melibatkan profesor asal Universitas Charles Darwin Australia, Greg Shaw, untuk mendampingi e-learning guru madrasah. Kerja sama ini dilakukan seiring dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam Learning Management System (LMS) pada madrasah.
"Direktorat GTK Madrasah melibatkan Profesor Greg Shaw untuk mendapatkan masukan terkait penerapan LMS,” kata Direktur GTK, Suyitno, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Ahad (21/6).
Dalam diskusi secara virtual antara Suyitno dan Greg, difasilitasi TASS, dibahas secara mendalam bagaimana perubahan paradigma serta tataran praktis dunia pendidikan di tengah kemajuan teknologi yang demikian massif saat ini.
Dalam diskusi itu, Greg Shaw juga menyampaikan pembelajaran secara daring membutuhkan perubahan paradigma dari semua stakeholder. Penggunaan e-learning di dunia pendidikan mampu memberikan opsi pengelolaan yang lebih modern dan terukur.
“Learning Management System bermanfaat karena membantu dalam mengelola penilaian, komunikasi, bahan ajar, dan pengalaman pembelajaran,” ucap Greg.
Senada dengan Greg, Direktur GTK Suyitno menyampaikan pembelajaran dari rumah selama masa Covid-19 dengan menggunakan sistem daring atau online menjadi sebuah keharusan dalam dunia pendidikan. Proses ini menuntut kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan perangkat teknologi agar pembelajaran tetap bisa berjalan walaupun melalui media virtual.
“Pemanfaatan teknologi menjadi senjata utama seorang guru, salah satu sisi positif dari Covid-19 guru dipaksa secara langsung untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran tidak hanya melulu harus tatap muka di kelas," kata Suyitno.
Di tengah perubahan teknologi seperti sekarang ini, output pendidikan berupa peningkatan kualitas SDM dan karakter anak didik tetap harus bisa tercapai.
Ia lantas menyebut, pola pembelajaran dari rumah selama masa covid-19 di lingkungan pendidikan madrasah menggunakan tiga pola. Yaitu full daring, semi daring dan mix in-on-in atau guru kunjung, sesuai dengan kondisi geografis dan dukungan jaringan internet.
Menurut data dari GTK Madrasah, pembelajaran yang melibatkan sistem pembelajaran daring terbukti mampu menaikan hasil uji kompetensi guru maupun Pendidikan Profesi Guru.