Sabtu 20 Jun 2020 17:07 WIB

Sisipkan Dzikir Allah SWT dalam Pengajaran, Ini Rujukannya

Menyisipkan dzikir Allah dalam pengajaran anak didik sangatlah penting.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Menyisipkan dzikir Allah dalam pengajaran anak didik sangatlah penting.
Foto: Uttiek M Panji Astuti
Menyisipkan dzikir Allah dalam pengajaran anak didik sangatlah penting.

REPUBLIKA.CO.ID, Menghadirkan Allah SWT dalam dunia pendidikan kita tak sulit pada dasarnya. Sebab bagaimanapun segala disiplin ilmu tak lepas dari hikmah dan keluasaan ilmu Allah SWT. 

“Saat mengajarkan tentang sifat benda-benda ciptaan-Nya, hadirkan pada diri mereka akan keagungan dan kehebatan Pencipta-Nya, tidak ada yang bisa menandingi-Nya,” kata Pimpinan Pesantren Tahfizh Mutiara Darul Quran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ustadz Teguh Turwanto, kepada Republika.co.id, Sabtu (20/6).  

Baca Juga

Ustadz teguh menukilkan surat Al Qumar aya 49: إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

Dia menjelaskan, saat mengajarkan berhitung misalnya, hadirkan pada diri mereka angka-angka yang Allah sampaikan dalam ayat-Nya dan hadits Rasul-Nya, seperti jumlah pahala, dan lain sebagainya. Allah SWT berfirman: 

مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (kurnia-Nya) lagi Mahamengetahui.” (QS Al Baqarah: 261)   

Sementara itu, kata dia, saat mengajarkan bahasa, hadirkan pada diri mereka akan keagungan-Nya dan kehebatan-Nya yang telah mengajarkan bahasa kepada Nabi Adam, misalnya,telah menciptakan manusia dengan berbagai bahasa, dan lain sebagainya.  

وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَـٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (QS Al Baqarah: 31)

Sedangkan saat menghafal Alquran, pahamkan dan hadirkan rasa tadabbur pada diri mereka sesuai dengan ayat yang sedang mereka hafalkan.  

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran (yang baik).” (QS Shad: 29). 

photo
Pimpinan Pesantren Tahfizh Mutiara Darul Quran, Kab Bandung, Jawa Barat, Ustaz Teguh Turwanto. - (dok. Istimewa)

Saat memberikan hadiah, hadirkan pada diri mereka rasa syukur atas rezeki-Nya dan hadiah surga-Nya lebih dari segalanya. وَتَرْزُقُ مَنْ تَشاءُ بِغَيْرِ حِسابٍ

“Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.” (QS Ali Imran: 27) 

Saat memberikan motivasi dan harapan, hadirkan pada diri mereka dorongan dan keyakinan akan kemudahan dan pertolongan-Nya.   

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Al Insyirah: 6)

Termasuk juga saat melihat mereka lalai, hadirkan pada diri mereka rasa takut pada azab-Nya.   

يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Mereka takut kepada Rabb mereka yang berada di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS An Nahl: 50).

Menghadirkan Allah pada diri murid dan anak di setiap pembelajaran dan aktifitas membutuhkan pembiasaan.

Dan hal itu dimulai dari para pendidik terlebih dahulu selain melatih kemampuan berbahasa sesuai level usia murid/anak, sudahkan para pendidik selalu merasakan Allah hadir pada diri mereka sendiri setiap saat? Sehingga apa yang disampaikan akan sangat membekas kuat pada jiwa dan pikiran murid/anaknya.

"Begitulah jika pendidikan berlandaskan akidah Islam, apa yang diajarkan tidak bertentangan dengan akidah Islam, bahkan mampu mengokohkan keimanan," katanya.  

Ustadz Teguh memastikan, pendidikan yang seperti inilah yang telah mampu melahirkan sosok yang bukan hanya sholeh tapi juga cerdas, seperti Imam Syafi'i (pencetus Usul fiqih), Muhammad Al Fatih (Penakluk Roma), Ibnu Sina (ahli kedokteran), AlKhawarizmi (penemu Ilmu Aritmatika), Al Farabi (Filosof Islam), Ibnu Jabir Al Hayyan (Bapak Kimia Modern), Ibnu Jazari (Perintis Teknologi Modern & Robot) dan lain-lainnya. "Itulah keberkahan yang Allah berikan ketika pendidikan mengambil petunjuk dari Allah SWT semata. Wallahu A'lam," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement