Jumat 19 Jun 2020 04:31 WIB
Buya Hamka

Bung Hatta dan Buya Hamka: Demokrasi Kita di Tahun 1960-an

Kisah bung Hatta dan Buya Hamka tentang jalannya demokrasi di era Sukarno

Wakil Presiden Moh Hatta di stasiun Yogyakarta menyambut pejuang Siliwangi yang melakukan hijrah.
Foto:

Buya Hamka menulis begini dalam kata pengantar buku Demokrasi kita yang sebelumnya dimuat dalam artikel di majalan yang diasuhnya. Tulisan pengantar itu begini:

BUKU Bung Hatta, Demokrasi Kita, ini ditulis pada tahun 1960 dan dimuat di majalah Islam yang saya pimpin, Pandji Masjarakat.

Penilaian politik yang dikemukakan Bung Hatta ini mendapatkan perhatian penuh dari peminat-peminat, baik di dalam maupun diluar negeri.Tetapi apa yang dibayangkan Bung Hatta dalam buku itu, bahwa demokrasi kita sejak waktu itu mulai terancam, telah membuat majalah Pandji Masjarakat dilarang terbit, dan keluar pula larangan membaca, menyiarkan, bahkan menyimpan buku itu.

Satu buah pikir brilian dari salah seorang Proklamator Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, dilarang keras dibaca, siapa pun yang menyimpannya diancam hukuman.

Sekarang keadaan sudah berubah, angkatan ’66 yang menuntut keadilan dan menentang kezaliman telah bangkit, angin baru telah bertiup. Buku ini diterbitkan kembali dengan izin khusus dari penulisnya sendiri.

Bagi saya, buku ini adalah obat penawar, karena buku ini dapat diterbitkan kembali setelah saya dibebaskan, setelah dua tahun empat bulan berada di tahanan (27 Januari 1964 sampai 26Mei 1966) karena fitnah prolog Gestapu/PKI dan BPI.

Tahanan karena fitnah, yang menjadi adat kebiasaan di zaman kepemimpinan negara masa lampau itu.Semoga dengan terbitnya buku ini, di zaman angin baru bagi negara kita telah bertiup dan semangat angkatan ‘66 telah bangkit, keadaan yang muram, suram, dan seram yang telah lalu itu tidak berulang lagi.

HAMKA

Jakarta 1 Juni 1966

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement