Kamis 18 Jun 2020 16:06 WIB

35 Tahun Lalu, Pangeran Saudi Jadi Muslim Pertama di Angkasa

Pangeran Sultan menjadi satu-satunya orang yang membaca Alquran di luar angkasa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pangeran Sultan bin Salman dari Arab Saudi (ketiga dari kanan) mendarat di runway 23 di Edwards Air Force Base, Kalifornia pada 24 Juni 1985. Pangeran Sultan bin Salman menjadi astronaut Muslim pertama dan satu-satunya orang yang membaca Alquran di angkasa.
Foto:

 

Ia lantas menyebut kepedulian dan hasrat untuk berbagai hal menjadi lebih global, lebih universal. Bahkan setelah mengorbit 387 Km di atas Bumi, menempuh jarak 4,5 juta km dalam tujuh hari, ada saja yang mengingatkannya akan rumah.

Panggilan dari ayahnya dan Raja Fahd yang disiarkan langsung di televisi, dibangunkan pada hari keenam oleh kontrol misi dengan memainkan "Abaad Kontom Wala Garayebein" ("Dekat atau Jauh") oleh penyanyi Arab Saudi Mohammed Abdo, dan tentu saja membaca Alquran di luar angkasa.

"Ayah saya, ketika dia memanggil saya di pesawat ulang-alik, berkata, 'Saya tahu hari ini Anda mengkhatamkan Alquran'. Dan dia sangat senang tentang hal itu," kenang sang pangeran tahun lalu.

Sampai hari ini, ia masih memegang prestasi ini di hatinya. Ia juga terharu mengetahui Raja Salman bangga padanya karena menjadi satu-satunya orang yang membaca Alquran di luar angkasa.

Beberapa misi pun tercapai. Pangeran Sultan dan Discovery mendarat di landasan 23 di Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California pukul 06.11 pagi Waktu Siang Pasifik pada 24 Juni 1985.

Di rumah, ia disambut sebagai pahlawan. Diangkat sebagai mayor di Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi dan sebagai duta besar tidak resmi. Ia banyak bertemu pemimpin dunia dan pahlawan masa kecilnya, awak Apollo 11.

Misi STS 51-G telah dilakukan dengan sempurna. Tetapi jika dibutuhkan pengingat, perjalanan ruang angkasa tidak pernah bisa dianggap sebagai rutinitas. Kejadian ini datang pada 28 Januari 1986, hanya tujuh bulan setelah Pangeran Sultan berhasil menembus ke luar angkasa.

Pada awal misi ke-25 program pesawat ulang-alik, kapal saudara perempuan Discovery, Challenger, pecah tak lama setelah lepas landas. Kejadian ini menewaskan semua tujuh awak, termasuk Christa McAuliffe, yang telah dipilih menjadi guru pertama di luar angkasa.

photo
Foto Pangeran Arab Saudi Sultan bin Salman yang bertugas sebagi astronaut di pesawat Discovery pada 1985. - (Saudi Gazette)

Misi Pangeran Sultan selanjutnya terikat pada bumi, tetapi sama-sama disayang di hatinya. Ia menyalakan keyakinan bahwa warisan dan budaya tidak hanya penting tetapi sangat penting bagi masa depan. Pada 2000 ia diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Komisi Arab Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional.

Di sana, ia mulai bekerja untuk melestarikan harta Kerajaan. Ia mengawasi rencana induk pada 2008, yakni melihat kota pahatan batu kuno Hegra ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Pada 2018, situs tersebut telah bergabung dalam daftar empat harta nasional lainnya.

Namun, Pangeran Sultan belum selesai dengan angkasa. Pada Desember 2018, ia diangkat sebagai ketua Komisi Antariksa Saudi (SSC) yang baru dibentuk.

Pada 17 Juni 1985, ia mengambil satu langkah kecil, untuk dirinya sendiri, untuk keyakinannya, dan untuk masa depan negaranya di luar angkasa. Sebagai ketua SSC, dengan misi memberdayakan generasi masa depan untuk memimpin di bidang ilmu luar angkasa dan penerapannya. Ia terus menginspirasi kaum muda Arab Saudi untuk mengikuti jejaknya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement