REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA – Umat Muslim di Malaysia diminta meningkatkan kegiatan keagamaan di masjid-masjid setelah periode movement control order (MCO) atau pembatasan selama pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) mulai dilonggarkan.
Sebelumnya, dalam fase awal aturan yang berlaku mengharuskan rumah ibadah tersebut ditutup sementara.
Menteri Urusan Agama Islam, Zulkifli Mohamad, mengatakan saatnya Muslim untuk kembali memulai pertemuan keagamaan.
Termasuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid-masjid yang sudah diizinkan, meski dengan sejumlah aturan atau protokol kesehatan yang harus dipatuhi.
Melalui jejaring sosial Facebook, Zulkifli menyerukan umat Islam di Malaysia kembali melakukan kegiataan keagamaan di masjid, maupun surau (mushala) yang diizinkan dibuka di zona hijau dan kuning.
Meski demikian, dia menggarisbawahi salah satu protokol kesehatan yang ditetapkan adalah kapasitas di rumah ibadah tersebut hanya sepertiga dari ruang sholat utama untuk saat ini.
"Insya Allah, Departemen Agama Islam di wilayah federal telah menyiapkan rencana Imarah untuk masjid-masjid, di mana rumah ibadah umat Muslim dapat segera kembali sepenuhnya," ujar Zulkifli, seperti dilansir Malay Mail, Rabu (17/6).
Masjid-masjid di seluruh Malaysia telah ditutup sejak 18 Maret lalu, sebagai bagian dari aturan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Selama Ramadhan, tak ada rumah ibadah umat Islam yang dibuka untuk publik, di mana hanya pengurus seperti imam dan bilal yang diizinkan datang mengumandangkan azan dan melaksanakan sholat.
Setelah pembukaan kembali masjid-masjid, di tahap awal hanya warga Malaysia yang diizinkan untuk datang. Sementara, warga asing masih belum diperbolehkan, untuk mencegah penyebaran Covid-19, di mana masih berpotensi tinggi.
Hingga Rabu (17/6), Malaysia mencatat 8.515 kasus COVID-19, dengan adanya 10 kasus terbaru. Jumlah kematian karena penyakit ini adalah 121, sementara pasien yang dinyatakan pulih adalah 7.823 orang.