REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Mainotamimi bersama suami berprofesi sebagai pembuat
keripik singkong. Walaupun sederhana, memasak dengan kayu bakar dan juga peralatan
seadanya usaha ini menjadi topangan utama untuk kebutuhan hidup keluarga dan kebutuhan
pendidikan anaknya yang sekarang kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Padang.
Rumah kayu tempat tinggal keluarga ini juga masih dikontrak sebesar Rp 3,5 juta per tahun.
Perlahan, Maino sudah mulai memproduksi kembali keripik singkong yang dibuatnya. Seperti
diketahui, wabah pandemi Covid-19 yang terjadi sejak beberapa bulan ke belakang membuat
pelaku usaha harus bekerja keras untuk bertahan.
"Alhamdulillah sudah mulai produksi kembali walaupun masih belum sebanyak biasanya, karena
belum semua kedai menerima titipan keripik Ibuk," ujar Maino salah seorang binaan program
pemberdayaan ekonomi Rumah Zakat, Selasa (16/6).
Walaupun kondisi ekonomi keluarga masih belum begitu berkecukupan, Maino tetap
mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadanya. Terlebih, dirinya masih bisa menjalankan
usahanya disaat sebagian orang terpaksa harus menutup usaha mereka.
"Alhamdulillah ibu dan keluarga tetap bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan kepada
kami," ucap Maino.