REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Setelah tinggal di Dubai hampir tiga bulan pada 2017 lalu, seorang ekspatriat Meksiko memeluk Islam. Budaya dan tradisi negara itu telah mengubahnya.
Ricardo Abraham Gonzalez Rubio merupakan profesional pemasaran asal Mexico City. Dia mengubah namanya menjadi Ibrahim setelah memeluk Islam.
Tak ada orang yang memaksanya pindah agama. Dia langsung membenamkan diri dalam budaya dan agama yang dianut banyak orang di Uni Emirat Arab, ketika pertama kali tiba dari tanah kelahirannya.
“Saya belajar banyak tentang budaya, tentang Islam. Saya ingin tahu apa itu semua, jadi saya mulai mempelajarinya. Bagaimana pun, ini adalah kota Muslim, di negara Muslim,” kata Ricardo dilansir di Khaleej Times.
Setelah mempelajari banyak, dia menemukan banyak hal menarik tentang Islam. Kemudian, dia memutuskan fokus terhadap Islam.
Seperti banyak ekspatriat, Ricardo merasa beruntung memiliki teman-teman Emirat dan Muslim yang dengan senang hati menjawab semua pertanyaannya tentang Islam dan budaya lokal.
“Setiap kali saya punya waktu, saya pergi dengan teman Emirat saya untuk makan malam dengannya dan orang Emirat lainnya. Saya menanyakan semua pertanyaan saya, tentang wanita dan peran mereka, mengapa orang makan dengan tangan mereka, mengapa ini, mengapa itu,” ujar Ricardo.
Semakin banyak mendapat penjelasan, Ricardo semakin penasaran. Keputusan terakhirnya masuk Islam, datang saat kunjungan malam hari ke Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi.
“Saya telah bertanya kepada teman saya, bagaimana rasanya menjadi Muslim, dan saya memutuskan untuk pergi ke masjid di Abu Dhabi. Saya ingin mengenalnya,” kata Ricardo.
Saat tiba, ternyata masjid sudah tutup. Kemudian seorang pekerja menghampiri dan bertanya asalnya. Pekerja itu membiarkan Ricardo masuk.
“Saya memiliki masjid sendiri. Itu mengubahku, saya merasakannya. Saya tersentuh. Begitu saya merasakannya, saya melupakan semua tekanan. Itu indah,” ujar Ricardo.
Ricardo mengatakan teman-teman Muslimnya dengan senang hati menyambut keputusannya. “Mereka menyambut saya, dan berterima kasih, karena telah memberikan yang terbaik dari diri saya kepada Tuhan, bukan kepada siapa pun. Itu (Islam) menciptakan versi terbaik dari dirimu,” kata dia.
Sebagai seorang Muslim, Ricardo menjelaskan keputusannya kepada teman-teman di rumahnya. Banyak di antaranya, mungkin memiliki sedikit pemahaman tentang Islam atau mungkin memiliki kesalahan asumsi tentang agama yang dia anut sekarang. Keluarganya, bagaimana pun, telah mendukung keputusan Ricardo. Dia juga memiliki saudara lelaki yang masuk Islam di Kanada, beberapa tahun yang lalu.
“Saya ingin mengetahui bagaimana menjelaskan hal-hal yang telah kulihat. Saya ingin berbagi. Ini semua tentang membantu orang menjadi lebih baik,” ujar Ricardo.
Sumber: