REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Selain ibadah, Idul Adha juga memiliki nilai sosial. Global Qurban - ACT berusaha membawa maslahat kurban dari sisi ekonomi dan sosial ini melalui program-programnya yang memberdayakan masyarakat. Terutama saat krisis akibat pandemi seperti sekarang. Banyak pihak yang terlibat di dalam kurban mulai dari penjual ternak, agen kurban, hingga penerima manfaat daging kurban itu sendiri.
Semangat inilah yang hendak dibawa Global Qurban - ACT. Hal tersebut diungkapkan Muhammad Insan Nurrohman selaku Executive Vice President ACT dan penanggung jawab implementasi Global Qurban - ACT 2020. Terutama pada masa pandemi seperti ini, di mana orang banyak yang kehilangan pekerjaannya.
"Ada manfaat ekonomi yang besar sekali yang dapat kita raih dari ibadah ini. Kita melibatkan ratusan bahkan ribuan peternak yang sangat berharap sekali dalam situasi Covid-19 ini. Karena mereka sempat khawatir apakah hewan ternaknya dapat dibeli para pekurban. Oleh karena itu, manfaat ekonomi (dari kurban) adalah membuka lapangan pekerjaan bagi ribuan bahkan jutaan peternak," ujar Insan.
Selain itu, pada tahun ini Global Qurban - ACT turut melibatkan masyarakat, khususnya korban PHK sebagai Agen Qurban. Dalam sistem keagenan ini, masyarakat diajak untuk terlibat dalam proses pemasaran hewan kurban yang nantinya akan mendapatkan benefit terbaik dari tiap hewan yang terjual. Harapannya, benefit dari penjualan hewan kurban tersebut mampu mengurangi beban perekonomian Agen Qurban yang terdampak oleh wabah Covid-19.
"Global Qurban saat ini melibatkan para Agen Qurban. Ada sedekah kerja di situ. Jadi spirit Global Qurban - ACT di masa pandemi, ini bukan sekadar ibadah memotong daging kurban, tetapi ada ribuan bahkan jutaan masyarakat yang bisa bekerja di sini," kata Insan.
Untuk mendistribusikan daging kurban di Jabodetabek, Global Qurban - ACT menggunakan layanan Humanity Care Line yang telah berjalan semenjak bulan April lalu. Melalui layanan ini, banyak juga orang-orang yang terkena PHK ketika pandemi kemudian berdaya lagi.
"Lewat Humanity Care Line ini, kita menyerap ribuan tenaga ojek online, belum yang di layanan back office-nya. Dalam waktu 24 jam, 7 hari dalam sepekan kita tidak berhenti, melibatkan hampir 150 tenaga Humanity Care Line dan tim data. Manfaat ekonomi inilah yang juga kami syukuri. Bahwa di tahun ini kami bisa memberdayakan ribuan masyarakat korban PHK yang tidak punya kesempatan bekerja. Justru saat semua perusahaan melakukan PHK, kami alhamdulillah dapat menyerap mereka," tutur Insan.
Karena pandemi juga, Global Qurban - ACT nantinya berencana menargetkan akan lebih berfokus menyalurkan kurbannya di wilayah Pulau Jawa karena merupakan episentrum pandemi. Sisanya di luar Pulau Jawa dan luar negeri.
"Dari 100.000 hewan kurban setara sapi, 50 persennya ada di Pulau Jawa karena episentrum pandeminya ada di Pulau Jawa, khususnya di Jabodetabek. Kemudian 25 persennya, kami akan mendistribusikannya di luar Pulau Jawa, yakni Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Indonesia Timur," Insan menjabarkan.
Sebanyak 25% sisanya kemudian distribusikan di wilayah global, yang berfokus kepada wilayah. Daerah yang dituju yakni Palestina, Turki (pengungsi Uighur), perbatasan Suriah dan Turki (pengungsi Suriah), Somalia, Yaman, Mali, dan Uganda.
"Saya berharap masyarakat Indonesia dan para dermawan bisa berkontribusi di Global Qurban - ACT, sehingga jutaan saudara-saudara prasejahtera kita bisa merasakan kebahagiaan sebagaimana yang lain. Kita juga bisa membersamai mereka di masa sulit ini sehingga bisa melalui musim pandemi ini dengan baik," kata Insan.