REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Para pemimpin Sunni dan Syiah bereaksi dan menyerukan demonstran di Lebanon untuk tetap tenang, terutama ketika menyangkut penghinaan terhadap istri Nabi Muhammad SAW SAW. Tak hanya itu, para pemimpin agama Sunni dan Syiah dan berbagai partai politik lainnya juga mengecam ungkapan penghinaan tersebut. Bahkan, Dar al-Fatwa, otoritas agama Sunni tertinggi di negara itu, memperingatkan semua Muslim agar "tidak terperangkap dalam perselisihan sektarian."
"Cacian pada Sayyida Aisyah hanya datang dari orang yang tidak tahu apa-apa, dan harus dicerahkan,” ujar Dar al-Fatwa seperti dikutip Naharnet, Senin (8/6).
Sejalan dengan Sunni, Syiah juga menyatakan sikapnya terkait penghinaan itu dengan mengecamnya. Ketua Dewan Syiah Islam Tinggi, Syekh Abdul Amir Qabalan, memperingatkan, upaya tersebut bisa memicu perselisihan sektarian, terlebih ketika mengutuk penghinaan terhadap istri Nabi SAW.
Sementara itu, Mufti Syiah Syekh Ahmed Qabalan juga bersikap dengan mendesak pihak berwenang untuk melindungi negara dan rakyat dari oknum yang berusaha memicu perselisihan, termasuk oknum tentara bayaran dan agen-agen lainnya.
Lebih jauh, Hizbullah, Gerakan AMAL, pemimpin Gerakan al-Mustaqbal mantan PM Saad Hariri, mantan PM Najib Miqati, dan Jamaa Islamiya juga memperingatkan perselisihan sektarian dan penghinaan tersebut.
"Penghinaan dan nyanyian yang disuarakan beberapa individu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai moral dan agama dari umat Islam yang taat," kata Hizbullah dalam pernyataannya.
Sejauh ini para pengunjuk rasa dilaporkan telah memblokir jalan-jalan di daerah Corniche al-Mazraa dan Qasqas di Beirut, di kota-kota Sidon dan Tripoli, dan di jalan raya pantai yang menghubungkan Beirut ke Selatan.
Merespons hal tersebut, suara tembakan juga terdengar di berbagai daerah, khususnya di Tariq al-Jedideh di Beirut. Menurut laporan, dua orang terluka di daerah tersebut.