Rabu 03 Jun 2020 12:25 WIB

Muslim Italia Minta Lebih Banyak Pemakaman Islam

Muslim Italia kekurangan pemakaman Islam saat pandemi.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Muslim di Italia sholat Idul Fitri dengan mengenakan masker untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Piazza Vittorio Square, Roma, Italia, 24 Mei 2020.
Foto:

Sebagai presiden dari Asosiasi Wali Kota di Sisilia, Orlando mengatakan bahwa upaya bersama akan dilakukan untuk masalah ini dengan rekan-rekannya di tingkat regional. Pemakaman Islam dianggap sebagai kebutuhan dasar oleh komunitas Muslim di Italia.

Seorang warga yang telah tinggal di Italia selama 30 tahun, Samira (40 tahun), mengatakan kepada Arab News bahwa ibunya harus dimakamkan di Tunisia setelah dia meninggal beberapa tahun yang lalu. Padahal ia berharap ibunya dimakamkan di Italia, di negara tempat dia menghabiskan sebagian besar hidupnya.

"Keluarga saya tinggal di sini. Jika dia dimakamkan di sini, kita akan lebih sering mengunjunginya di pemakaman Islam, kita akan merasakannya lebih dekat," ujar Samira.

Sementara seorang Muslim muda Makedonia, Hira Ibrahim, telah kehilangan ibunya beberapa pekan lalu di Pisogne, dekat Brescia, karena virus corona. Jenazah ibunya harus disimpan di rumah selama lebih dari 10 hari karena tidak ada ruang yang didedikasikan untuk umat Islam di pemakaman terdekat.

Seorang dokter yang tinggal di Roma, Jihad (59), mengatakan bahwa lusinan keluarga Muslim lainnya menjalani mimpi buruk yang sama dalam keadaan darurat Covid-19.

photo
Pelayat yang menghadiri pemakaman jenazah postif corona atau Covid-19 di Italia. - (Reuters)

"Itu adalah penderitaan ganda, bersama dengan kehilangan saudara mereka yang tercinta, orang merasa kehilangan hak utama untuk menguburkan orang mati dengan cara yang bermartabat di negara di mana mereka berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan pekerjaan mereka setiap hari," katanya.

Berbagai komunitas Islam berharap perjanjian yang mereka tandatangani dengan pemerintah Italia mengenai pembukaan kembali masjid-masjid pada akhir lockdown nasional akan menempatkan mereka dalam situasi yang lebih baik untuk menegosiasikan lebih banyak area pemakaman secara nasional. Masalah utama yang masih mereka hadapi di Italia adalah birokrasi.

Dalam khutbah pertamanya setelah masjid Via Chivasso di Turin dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, Imam Said Ait El Jide, mengenang para korban pandemi. Sang imam juga mengajak semua orang untuk senantiasa mengikuti ketentuan dan tindakan pencegahan yang berlaku secara ketat, karena wabah ini belum berakhir.

Ia mengatakan, tindakan pencegahan tersebut harus dianggap sebagai tindakan ibadah. Pasalnya, hal itu sebagai rasa syukur dalam rangka melindungi hidup sesama warga negara.

"Dalam pertemuan pertama kami yang penuh berkat, kami pertama-tama mengingat saudara-saudari kami, sesama warga dan teman-teman yang telah meninggalkan kami. Belasungkawa kami sampaikan kepada siapa pun yang kehilangan orang yang dicintai dan kami berdoa kepada Tuhan agar ia segera menyembuhkan setiap orang yang sakit," kata sang imam dalam khutbahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement