REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan membantu para mustahik yang terdampak pandemi Covid-19, diantaranya adalah nelayan pesisir yang ada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Salah satu desa binaan Zakat Community Development Baznas di Kampung Pegat Batumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan tangkap untuk udang ekspor saat ini terkendala akses pemasaran produk tangkapan dengan ditutupnya pasar ekspor akibat pandemi Covid-19.
Beberapa nelayan mustahik terpaksa jarang melaut, karena hasil tangkapan udangnya saat dibawa ke pasar lokal harganya anjlok dan tidak sebanding dengan biaya produksi. Ditambah jumlah permintaan pun juga terbatas karena harus bersaing dengan nelayan tambak dan perikanan lainnya.
Merespons hal ini, Baznas menggerakkan program pemberdayaan bagi nelayan mustahik melakukan terobosan dengan melakukan diversifikasi produk olahan udang kualitas ekspor milik nelayan.
Kepala Lembaga Program ZCD Baznas, Tatiek Kancaniati, mengatakan banyak dari nelayan yang harus menurun penghasilan hariannya karena kendala penjualan hasil tangkapan, seperti ditutupnya pasar ekspor sampai waktu yang belum ditentukan, anjloknya harga di pasar lokal, dan meningkatnya persaingan.
“Baznas berupaya mencari solusi keresahan para nelayan tangkap yang setiap hari menggantungkan hidupnya pada jual beli komoditas udang ekspor ini. Dengan bekerja sama dengan salah satu penampung udang, tim pendamping lapangan mendorong nelayan berinovasi untuk mengolah udang hasil tangkapan ini agar kegiatan perekonomian masyarakat tetap terus berjalan,” ujar Tatiek, Kamis (28/5).
Tatiek menjelaskan inovasi pengolahan udang tersebut diawali dengan pengumpulan bahan baku udang kualitas ekspor untuk kemudian dilakukan penyortiran. Setelah disortir udang kemudian dikemas dan disimpan dalam lemari pendingin (freezer) hingga harga jual stabil.
“Kegiatan ini menghasilkan dua produk, yakni udang bersih beku dan udang furai siap goreng. Sebanyak 50 kilogram (kg) udang berhasil diolah menjadi 70 boks udang beku dan udang furai. Semoga kegiatan ini dapat memberikan nilai tambah dan diversifikasi produk sehingga nelayan tetap mendapatkan penghasilan di tengah pandemi Covid-19 ini,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik, menambahkan Baznas terus berupaya untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Irfan menyebut, dengan berbagai program Baznas, diharapkan bisa menyumbang manfaat kepada masyarakat bisa bertahan dari krisis, karena imbas dari pandemi Covid-19 telah merambah ke berbagai sektor, termasuk perekonomian masyarakat.
“Diharapkan pemberdayaan yang dilakukan oleh dapat menginisiasi berbagai pihak untuk saling bergotong royong agar semakin banyak lagi masyarakat yang membutuhkan dapat dibantu dengan baik," pungkas Irfan.