REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pandemi Corona yang tak kunjung berakhir berdampak besar bagi masyarakat di berbagai negara. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan semua hal di kerjakan dari rumah, berakibat kurang baik bagi masyarakat, khususnya kelas ekonomi menengah ke bawah, pedagang kaki lima, pekerja bidang transportasi hingga pelajar.

Kondisi memprihatinkan ini mendorong PW Pemuda Hidayatullah (Pemhida) Jawa Timur turun tangan memberi andil dengan menggelar program Berbagi Sembako dan Masker. Gerakan ini bekerja sama dengan banyak pihak di waktu dan tempat berbeda.

Dijelaskan Alim Puspianto, ketua pelaksana, program ini telah dilaksanakan di beberapa wilayah, seperti Surabaya, Sidoarjo hingga Mesir.

“Untuk di wilayah Surabaya, kami bekerja sama dengan Tim dari BDR (Bergerak dari Rumah) yang disponsori oleh Mien Uno Foundation, sedangkan di Mesir, bersama-sama dengan beberapa organisasi kepemudaan di sana,” ujar bendahara Pemhida Jatim tersebut dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Senyum mahasiswa Indonesia di Mesir saat menerima bantuan buka puasa dari Pemhida Jatim. - (Dok Pemhida)

Organisasi yang ia maksud yaitu Da’i Muda Indonesia (DMI), Pesantren Mahasiswa Da’i (Pesmadai) dan Himpunan Mahasiswa Hidayatullah (Himayah) Mesir selaku penyalur bantuan di daerah Hay Ashir dan Darasah.

Sayyid, panitia kegiatan sahur dan buka puasa berkah di Mesir menyampaikan, hingga Ramadhan ke-26,  mereka telah membagikan 656 paket buka puasa kepada para pelajar Indonesia di sana berkat kerja sama dan partisipasi kaum Muslimin, khususnya di Indonesia.

“Kami dari panitia kegiatan menyampaikan  terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada para Muhsinin, di antaranya Pemuda Hidayatullah Jatim dan Dai Muda Indonesia Jatim atas kebaikan dan partisipasinya dalam kegiatan ini,” ujar mahasiswa Al Azhar ini.

Sementara itu, di kesempatan terpisah, ketua Pemhida Jatim, Syahri Sauma menyampaikan pihaknya masih akan terus bergerak menghimpun dan  menyalurkan bantuan ke pihak-pihak yang terdampak pandemi ini. "Ini adalah ikhtiar kita bersama-sama melewati masa-masa sulit," ungkapnya.

"Sebagai Muslim, apalagi pemuda,"sambung dosen STAI Luqman al-Hakim, Surabaya ini,  "Tidak layak kita bersantai-santai, menyia-nyiakan tenaga dan ide kita, sementara banyak di antara saudara kita yang membutuhkan bantuan. Pemuda harus bergerak," pungkasnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika