REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 menghantam dunia usaha. Namun demikian, harapan untuk bangkit harus tetap ada. Cara yang dinilai paling jitu adalah memanfaatkan teknologi dan memfokuskan bantuan pada UMKM.
Demikian kesimpulan Talkshow Komunitas Rabu Hijrah yang mengangkat tema "Pengusaha dan Kebangkitan Ekonomi Umat" pada Rabu (6/4) sore. Dilaksanakan secara daring, diskusi diikuti oleh pengusaha, pelaku industri, pengamat kebijakan nasional, dan 20 ketua organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Islam Indonesia.
Menteri Perdagangan RI 2014, Muhammad Lutfi, mengatakan, pandemi Covid-19 tak hanya mengguncang perekonomian Indonesia, tapi juga hampir seluruh negara dunia. Bahkan Amerika Serikat kini mencatatkan sejarah great depression. "Di Amerika Serikat sekarang ini lebih daripada tiga puluh juta orang tidak mempunyai pekerjaan," kata Lutfi.
Ia pun menilai, untuk mengatasi krisis kali ini dibutuhkan cara-cara baru. Salah satunya dengan memacu perekonomian lewat industri kreatif dan teknologi. Sebab, dua sektor ini dinilai tetap bisa hidup di tengah pandemi.
“Kita harus memacu kreativitas dan bagaimana kita bisa memotong jalur daripada perdagangan dunia,” kata Lutfi menambahkan.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Rosan Roeslani, mengatakan, para pengusaha kini hanya sanggup bertahan dari hantaman pandemi ini selama 2 hingga 4 bulan ke depan. Oleh karena itu, pemerintah diminta fokus mengatasi masalah kesehatan terlebih dahulu.
Terkait solusi dunia usaha, Rosan juga menilai bahwa industri kreatif dan teknologi yang bisa menyelamatkan hingga pandemi ini usai. "Saya lihat mulai banyak yang berinovasi sekarang. Tekstil sudah mulai bikin masker dan APD. Sementara perusahaan mobil membuat ventilator. Setidaknya ini bisa membuat mereka bertahan dulu, lah,” kata Rosan.
Sementara itu, Ketua Umum Hipmi Mardani H Maming, pengusaha yang sudah kesulitan saat ini adalah sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM). Untuk itu, pihaknya berharap ada dana bantuan dari perbankan maupun pemerintah.
“Menurut saya kita harus sama-sama mengawasi pinjaman sebanyak 10 miliar untuk pelaku UMKM. Apakah program dari perintah presiden itu memang sudah berjalan baik di lapangan," kata Mardani. Seperti diketahui, sejak akhir Maret lalu, pemerintah memberikan relaksasi dan restrukturisasi pinjaman kredit bagi pelaku UMKM yang memiliki nilai kredit di bawah Rp 10 miliar.
Menurut Mardani, hanya sebagian bank yang melaksanakan keputusan pemerintah tersebut. "Kami berharap kelonggaran terkait bunga sehingga UMKM bisa tetap bertahan dan tidak melakukan PHK,” ujarnya.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri mengatakan, perbankan bisa menyelamatkan UMKM sebagaimana amanah presiden. Salah satunya adalah perbankan syariah.