Rabu 29 Apr 2020 21:23 WIB

Lembaga Filantropi Antusias Dukung Bilik Isolasi

Bilik Isolasi akan dibuat pilot project di Pademangan, Jakarta Utara.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Ketua Gugus Tugas Mitigasi Covid-19 DRD Jakarta, Erick Yusuf mengatakan lembaga filantropi antusias mendukung bilik isolasi.
Foto: Republika TV
Ketua Gugus Tugas Mitigasi Covid-19 DRD Jakarta, Erick Yusuf mengatakan lembaga filantropi antusias mendukung bilik isolasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Riset Daerah Provinsi DKI Jakarta (DRD DKI Jakarta) telah membuat tiga rancangan model bilik isolasi untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam engawasan (PDP). Lembaga-lembaga filantropi yang ada turut antusias ingin membantu pembuatan bilik tersebut.

"Sebelumnya kami sudah mengadakan pertemuan dengan lembaga filantropi, Alhamdulillah Baznas Bazis DKI akan ikut bantu, Rumah Zakat juga sudah mengupayakan daerah mana yang bisa dibantu, dan juga Baitul Maal Hidayatullah," kata Ketua Gugus Tugas Mitigasi Covid-19 DRD Jakarta, Erick Yusuf melalui konfrensi pers lewat Zoom pada Rabu (29/4).

Baca Juga

Adapun Bilik Isolasi Covid-19 berbasis Masyarakat (BICM) ini merupakan sumbangan dari Dewan Riset Daerah Jakarta sebagai bentuk kepedulian sekaligus perhatian dan upaya pencegahan wabah Covid-19 yang melanda Jakarta. Desain tersebut lahir setelah studi ilmiah yang telah dilakukan selama satu bulan terakhir.

Erick mengatakan, nantinya bilik isolasi akan dibuat pilot project di Pademangan, Jakarta Utara bersama dengan Ketua Umum Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19, Sandiaga Uno. Bilik tersebut nantinya dapat menjadi contoh, sehingga dapat diikuti oleh daerah lainnya.

"Silahkan dilihat, di copy paste bisa menjadi salah satu solusi untuk daerah-daerah, yang banyak pemukiman padat dan miskin. Dan bisa kerja sama dengan lembaga-lembaga untuk pembuatan bilik, dan dipandu oleh DRD nanti akan seperti apa," kata Erick.

BICM yang dibuat DRD DKI Jakarta, memiliki tiga model rancangan. Model pertama, dengan kapasitas 5-10 tempat tidur. Untuk tata letaknya disesuaikan dengan keadaan ruang terbatas yang tersedia, desain mengambil contoh berupa lapangan bulu tangkis.

Model kedua, kapasitasnya mencapai 20-30 tempat tidur. Bilik model ini didesain dengan ukuran yang lebih luas seukuran lapangan basket atau lebih, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai untuk melayani jumlah pasien yang banyak.

"Sedangkan Model ke tiga, kapasitas 80-100 tempat tidur. Bilik direncanakan seukuran lapangan sepak bola, fasilitas pendukung yang lengkap, mampu untuk menangani pasien dalam jumlah besar," kata Erick Yusuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement