Sabtu 25 Apr 2020 08:32 WIB
Muslim

Nayinar Kuniyappan: Mogul Muslim Keling Pasai Tahun 1500 M

Kisah Moghul Muslim Keling di Pasai Tahun 1500-an

Kedatangan orang Eropa di Malaka pada abad 15 M.
Foto:

Pasai dan Konflik Internal

Pasai, setelah meninggalnya Sultan Mahmud Malik al Zahir pada tahun 1494, disibukkan oleh perebutan takhta antara dua kubu; garis keturunan almarhum dan kubu oposisinya. Kubu oposisi tersebut diketahui punya hubungan erat dengan pihak asing dan pemangku jabatan tinggi yang menaikkan seorang pangeran dari Kesultanan Aru.

Keturunannya yang masih belia, Zainal Abidin, harus mengungsi ke Malaka dan Bintan (Banten?) antara tahun 1511-19. Saat masa pengungsian ini, Samudra Pasai telah melihat pengganti Sultan yang berasal dari Pidie, Peudada dan seorang Muslim dari Teluk Persia kawasan Hurfakkan.

Nayinar ditunjuk sebagai shahbandar sekaligus mediator tahun 1519. Dalam posisinya itu dan sebagai partner dagang terdekat dengan Portugis, ia membantu pembebasan orang Portugis yang menjadi sandera Raja Ibrahim Ali Mughayat Syah. Ia juga berperan sebagai orang tengah dalam konflik antara Sultan Zainal Abidin dan Portugis antara tahun 1519-1521. Konflik ini menjadi lebih parah setelah serangan Jorge de Albuquerque terhadap Samudra Pasai yang menyebabkan tewasnya Sultan Zainal Abidin. Persitiwa ini meletakkan shahbandar Keling kita dalam posisi terancam.

Tahun 1521, Samudra Pasai dikalahkan oleh Portugis dan tahun 1523 Pasai dan Pidie bersatu mendepak Portugis dari bentengnya di Pasai, persatuan dua kekuatan yang dipimpin oleh Ali Mughayat Syah dan Raja Lela. Kemenangan ini menguntungkan Aceh namun secara pasti mengasingkan keseluruhan pengaruh Nayinnar Kuniyappan. Dalam beberapa kesempatan juga, keselamatannya mengkhawatirkan.

Untuk menyelamatkan komunitas dagang Keling bawahannya dan jaringan dagangnya di Pasai, ia memutuskan berkolaborasi dengan Portugis. Suatu keputusan yang ternyata sia-sia karena pada bulan kekalahan Portugis tahun 1523 oleh kekuatan militer Aceh yang hebat memaksa mereka untuk meninggalkan benteng pertahananya di Samudra Pasai.

Aceh Menjadi Pusat Lada Dunia

  • Keterangan foto: Pelabuhan di kawasan Aceh sebagai pusat perdagangan lada dunia.

Pergi Demi Kembali

Nayinnar Kuniyappan menyusul langkah Portugis dan bergerak ke Goa. Disana ia bertemu dengan Gubernur Duarte de Menesses dan mengusulkan permintaan bantuan untuk membangun kembali kepercayaan dagang dengan Samudra Pasai. Dari permintaan ini, Nayinnar Kuniyappan menjamin  ukuran keuntungan bagi Portugis. Permintaan ini ditolak oleh Estado da India.

Ia tak berputus asa. Setelah kembali ke Malaka tahun 1524, ia melanjutkan bisnis perdagangan lautnya dengan harapan mampu merajut kembali hubungan dengan Pasai. Ditemani oleh anak lelakinya, tahun 1525, Ia diketahui mengunjungi Aceh dengan 3 kapal yang dikirim untuk perdagangan makanan, rotan, dan Gajah antara Kedah dan Malaka. Setahun setelahnya ia mengepalai kapal dagang makanan dan merkuri antara Pegu dan Malaka. 

Dalam upaya intervensi politik lainnya di Aceh, Sultan Pidie berakhir dalam pengungsian ke Perlis. Untuk misi agar mendapat rangkulan kembali di Pasai, Nayinnar berupaya untuk melakukan pendekatan dengan sang Sultan. Meninggalkan Malaka bulan Januari tahun 1526, sayangnya, kapalnya hilang kemudi dan terbawa ke Tanjung Komorin.

Di sini ia bertemu dengan kapal Marakkayar, seorang Mappila Kochin yang setia melayani Samorin Kalkuta. Entah bagaimana, terdapat pertempuran dan Nayinnar Kuniyappan tewas. Kapal Nayinnar Kuniyappan kemudian diketahui sampai ke Kochin. Salah satu  awaknya melarikan diri dengan kapal lain yang menuju Kanjimedu. Pelari tersebut adalah anak lelaki Nayinnar Kuniyappan.

Banyak yang bertanya-tanya mengapa Nayinnar Kuniyappan bersikeras agar bisa kembali ke Pasai. Nayinnar Kuniyappan terlahir Hindu namun setelah berita kematiannya sampai pada pihak Portugis, ia dan anaknya diberitakan telah menjadi Muslim. Rasa ‘kebersamaan’ ini barangkali yang menuntun tekad tersebut.  

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement