REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 telah menjadi salah satu pandemi di abad modern yang memiliki imbas begitu besar, dampak yang dirasakan tidak terbatas hanya pada dunia medis, tapi juga berimbas kepada ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Banyak hal yang berubah akibat adanya pandemi ini, salah satunya tentang bagaimana cara berinteraksi, kini untuk menekan penyebaran Covid-19 kita diharuskan untuk melakukan physical distancing yaitu memberikan jarak fisik walau hanya untuk sekedar berbicara pada sanak keluarga, dan selain physical distancing, mulai juga diberlakukan work from home, yaitu melakukan pekerjaan dari rumah, yang dikerjakan melalui daring.
Akan tetapi tidak semua pekerjaan bisa dilakukan secara WFH (Work From Home), WFH hanya bisa dilakukan oleh mereka yang jenis pekerjaannya adalah perkantoran atau yang pekerjaan yang bisa memanfaatkan teknologi digital dan jaringan internet ataupun yang sejenis. Mereka yang bekerja WFH masih bisa merasa aman, karena masih bisa bekerja secara daring di rumah dan memiliki jaminan pendapatan.
Tapi hal itu tidak bisa dilakukan oleh para pedagang kecil seperti tukang ojek online, penjajak kue keliling, tukang becak, penjual sayuran di pasar, dan pekerjaan sejenis lainnya yang mengharuskan mereka melakukan interaksi sosial. Mau tidak mau mereka harus tetap usaha dan berjualan untuk memenuhi biaya hidup dan makan sehari-hari, sekalipun taruhannya adalah sebuah resiko besar untuk tertular Covid-19.
Salah satunya seperti yang dialami oleh Ruslan (41 tahun), seorang tukang ojek online asal kota Serang. “Ya mau bagaimana lagi, saya mau makan dari mana, mau bayar listrik dari mana, usaha utamanya ngandelin ojek online ini, dan sekarang ini sepi pas ada corona itu. Ya padahal saya takut ketular juga, tapi saya harus gimana. Kalau diam aja di rumah, nanti saya makan gimana, dapat uang dari mana, keluarga mau dikasih makan apa?” tuturnya. Kenekatan yang mereka lakukan bukan tanpa sebab, tapi lebih karena keadaan terpaksa.
Dengan melihat keadaan yang demikian terasa begitu berat bagi kaum rentan terhadap dampak yang diakibatkan oleh Covid-19, maka LAZ Harapan Dhuafa Banten tergerak untuk bisa serta meringankan dan membantu kaum rentan yang terdampak oleh Covid-19. Salah satunya yaitu adalah melakukan pendistribusian bahan pangan, setelah sebelumnya melakukan penyemprotan disinfektan, membagikan hand sanitizer untuk para ojek online, abang becak, penjual batagor keliling, fakir miskin dan kaum rentan yang secara prioritas sangat perlu untuk segera dibantu. pendistribusian tersebut dilakukan pada Kamis (2/4) oleh tim Siaga Covid-19 LAZ Harapan Dhuafa di beberapa titik lokasi yang berbeda di wilayah Banten.
Indah Prihanande, selaku Direktur Utama LAZ Harapan Dhuafa mengungkapkan bahwa semuanya juga harus memperhatikan dampak yang diakibatkan oleh Covid-19 selain dibidang medis, ada hal yang juga harus peduli untuk memperhatikan hal tersebut, yaitu dampak sosial ekonomi bagi kaum rentan. Saat ini mereka begitu kesulitan karena orang-orang mulai menerapkan physical distancing dan jarang melakukan interaksi sosial formal keluar rumah, sehingga mengakibatkan menurunnya rasio pembeli dan pengguna jasa.
"Kami berharap dengan adanya program distribusi pangan ini bisa membantu meringankan dan menguatkan mereka untuk menghadapi keadaan krisis saat pandemi Covid-19 ini," tambahnya.
Kepedulian terhadap sesama bisa menyelamatkan kita semua dari resiko penyebaran Covid-19, dengan membantu mereka agar bisa merasa aman dalam menghadapi masa sulit selama pandemi maka kita telah berusaha untuk bersama mencegah Covid-19.