Senin 09 Mar 2020 17:02 WIB

Dompet Dhuafa: Donasi Digital Sudah Lebih Populer

Preferensi masyarakat untuk berdonasi telah bergeser dari tunai ke nontunai.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Dompet Dhuafa()
Dompet Dhuafa()

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dompet Dhuafa Republika memantau donasi digital sudah lebih populer daripada cara konvensional dengan uang tunai. Direktur Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan mengatakan pergeseran donasi melalui digital juga terus meningkat.

"Preferensi masyarakat untuk berdonasi telah bergeser dari tunai ke nontunai, karena satu rupiah saja sudah bisa sekarang dengan digital," kata dia.

Baca Juga

Imam mengatakan pada 2019 dibandingkan dengan 2018, sebanyak 68 persen orang yang berwakaf uang setiap bulannya dilakukan dengan digital. Mereka berusia antara 20-35 tahun. Jumlah tersebut naik dari 48 persen pada tahun sebelumnya.

Menurutnya, ini menandakan seiring dengan bergesernya potensi pasar yang milenial, pilihan digital jadi semakin tinggi. Di Dompet Dhuafa, pembayaran ziswaf melalui layanan bank sudah mencapai 80 persen.

Sebanyak 20 persen diantaranya dibayar melalui digital seperti uang elektronik atau dompet digital. Sehingga, Imam meyakini bahwa akses digital harus dibuka seluas-luasnya bagi lembaga filantropi.

Salah satu cara terbaru yang akan mempermudah donasi digital adalah QRIS yang merupakan program Bank Indonesia. Dengan adanya QRIS, Imam meyakini pembayaran melalui digital bisa naik ke porsi 30 persen.

"Karena tidak ribet, tidak perlu input nomor rekening dan lain-lainnya," kata dia.

Dompet Dhuafa sendiri menargetkan terkumpul dana ziswaf sebesar Rp 450 miliar sampai Rp 500 miliar tahun ini. Pada 2019, terkumpul dana ziswaf sebesar Rp 285 miliar dan 65 persen diantaranya adalah dana zakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement