REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Keterbatasan mobilitas fisik, kesulitan transportasi banyak dijumpai orang sakit dirumah dengan kondisi sudah pasrah dengan luka yang diderita tanpa perawatan. Sigap Merawat Luka Dhuafa, adalah tagline lima puluh relawan Rawat Luka (Wound Care Volunteer) Dompet Dhuafa yang berkonsolidasi menjadi media komunikasi dengan lintas sektoral seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Banyumas pada Sabtu (8/3).
Wound Care Volunteer (WCV) Dompet Dhuafa merupakan wadah relawan spesialis kesehatan yang akan terjun kemasyarakat dari rumah kerumah yang membutuhkan layanan rawat luka dirumah akibat sakit dan tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan akibat berbagai faktor, mobilitas fisik terbatas, jarak, jaminan kesehatan.
"Berangkat dari banyaknya ajuan rawat luka dan rawat di rumah, baik dari mitra kami di Dinas Sosial, rekan-rekan komunitas sosial maupun ajuan masyarakat langsung, namun ada keterbatasan tenaga di LKC Dompet Dhuafa serta belum ada lembaga atau organisasi yang khusus terlibat pada permasalahan pasien dhuafa yang sakit dirumah. Sehingga Dompet Dhuafa akhirnya mengumpulkan relawan medis dari profesi kesehatan yang ada di wilayah Banyumas dalam wadah WCV," ungkap Direktur LKC Dompet Dhuafa Jawa Tengah Titi Ngudiati.
Jika selama ini pasien dengan luka decubitus, luka gangren, luka akibat diabetus melitus, post operasi, serta luka akut atau kronis harus akses ke faskes, WCV akan datang dari rumah kerumah secara cuma-cuma.
Selain itu, Agus Sriyono selaku Sekretaris Dinsos Kabupaten Banyumas menyambut baik wadah relawan rawat luka dan home care ini. "Sudah lama Dinsos memimpikan ada relawan yang bisa turun ke lapangan langsung untuk home care pasien dhuafa yang sudah tidak bisa kemana-mana," ungkap dia.