REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Laznas BMH Perwakilan Kalimantan Timur terus melakukan inovasi program. Salah satunya program rumah baca.
"Ini adalah program yang BMH hadirkan di tengah masyarakat dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Dengan menyediakan fasilitas perpustakaan mini dengan kombinasi kegiatan rumah Quran, bimbingan belajar, dan keterampilan tangan, tentunya ini menjadi kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi anak-anak, khususnya bagi anak-anak yang berada di perkampungan kurang mampu," kata Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Kaltim, Muhammad Rofiq, Senin (2/3).
Ia menambahkan, program ini selain strategis juga tepat sasaran karena memberikan peluang membangun budaya membaca bagi anak-anak dari keluarga dhuafa.
"Kami berharap hadirnya program ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam mengarahkan anak-anak mereka agar terhindar dari aktivitas negatif seperti banyak bermain gim atau gadget kepada kegiatan bersama lebih positif dan kreatif,” katanya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Lebih jauh, Rofiq menjelaskan, realisasi program rumah baca ini merupakan hasil infak kaum Muslimin. "Pendayagunaan dana infak melalui program ini sangat terasa manfaatnya. Misalnya, anak-anak yang berada di lingkungan Jalan Manunggal, Bontang, aktivitas sehari tidak lepas dari bermain dan jualan koran di lampu merah. Kebiasaan itu kini berubah dengan adanya kegiatan rumah baca. Anak-anak semakin aktif belajar dan beribadah juga berprestasi. Saat ini hampir seluruh anak-anak yang berada di Jalan Manunggal tercatat kurang lebh 106 anak aktif dalam kegiatan tersebut. Begitu juga dengan kegiatan yang dilakukan di wilayah lainnya," tuturnya.
Dalam program ini, BMH bekerja sama dengan sukarelawan dari Komunitas Mudah Mengajar (KMM). Ketua KMM, Ihsan, bercerita bahwa anak-anak makin mudah diarahkan.
“Alhamdulillah, anak-anak di lingkungan sekitar semakin rajin belajar, kreatif, dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang kita lakukan,” ucapnya.
Salah satu sukarelawan, Eliati, yang biasa menemani anak-anak di daerah Kampung Baru, turut merasakan manfaatnya.
“Sebelumnya anak-anak di sini agak sulit sekali untuk diarahkan dan diajak bergabung mengikuti kegiatan. Anak-anak lebih memilih bermain dan berenang di pesisir pantai daripada ikut kegiatan. Alhamdulillah dengan usaha dan kesabaran kini semakin aktif mengikuti kegiatan dan semakin kreatif dalam membuat sebuah karya sederhana dari bahan daur ulang. Selain itu, yang tadinya belum hafal juz amma kini pelan-pelan mereka sudah menghafalnya,” kata Eli.