REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN— Besok, Ahad (1/3) merupakan puncak Haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sakumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Haul Guru Sekumpul menjadi fenomenal.
Menjadi kegiatan yang luar biasa, haul Tuan Guru Karismatik yang wafat pada 10 Agustus 2005 atau setiap tanggal 5 Rajab pada usia 63 tahun tersebut karena dihadiri sangat banyak jamaah, bahkan diyakini jutaan orang.
Pasalnya, jamaah yang datang tidak hanya dari Pulau Kalimantan, namun juga dari penjuru Nusantara, bahkan mancanegara.
Kegiatan haul ulama yang dilahirkan pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 di Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar tersebut menjadi aruh terbesar di Kalsel sehingga kegiatan tersebut sudah dipersiapkan tiga sampai empat bulan, karena jamaah yang hadir terus meningkat setiap tahunnya.
Haul ke-15 akan dilaksanakan dua hari, yakni, Sabtu (29/2) dan Ahad (1/3) bertepatan 5 dan 6 Rajab 1441 Hijriah.
Pelaksanaan haul hari pertama digelar usai salat Isya di kubah atau ditempat dimakamkannya Guru Sakumpul, di hari kedua dilaksanakan Mushala Ar-Raudhah Sekumpul di samping makam tersebut, yang merupakan acara puncak.
Sejak dihari pertama hingga acara puncak haul ini, jamaah tumpah ruah hadir, bahkan hamparan manusia hingga berkilometer jaraknya dari titik utama mushala Ar-Raudhah.
Bahkan H-2, jamaah dari berbagai daerah sudah sangat banyak datang ke Sakumpul, karena mereka ingin hadir lebih dekat dengan mushala Ar-Raudhah. Selain bila datang pada hari H, dipastikan tidak bisa lagi masuk ke komplek mushala Ar-Raudhah, karena padatnya jamaah yang datang bahkan bisa membludak hinggadua atau tiga kilometer.
Seperti yang terjadi pada Haul ke-14 tahun 2019 lalu, parkir jamaah haul sudah mencapailapangan Murjani depan kantor Pemerintah Kota Banjarbaru, di mana jaraknya sekitar 5 kilometer dari pusat kegiatan sehingga jamaah pun diangkut bis khusus, sebagian berjalan kaki.
Untuk haul ke-15 ini, pihak kepolisian dan relawan sudah melakukan rekayasa lalu lintas, untuk menghindari terjadinya kemacetan panjang.
Dengan adanya acara haul ini, jalan poros trans Kalimantan yang melewati Kabupaten Banjar dan Banjarbaru ditutup, bahkan hanya diberlakukan jalan satu arah untuk ke Sakumpul.
Penutupan jalan trans Kalimantan ini sudah diumumkan jauh-jauh hari bagi angkutan berat, semua dapat memaklumi, karena semua ingin menyukseskan acara haul.
Acara haul Guru Sakumpul mengundang perhatian semua pihak, bahkan pada Haul ke-13 lalu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berhadir bersama Panglima TNI dan Kapolri serta sejumlah menteri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Haul ke-13 ulama karismatik asal Martapura, Kyai Haji Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani atau biasa masyarakat sekitar memanggil Abah Guru Sekumpul di Kelurahan Sekumpul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
.
Mengesankannya, acara haul ini murni tidak boleh ditunggangi kepentingan politik ataupun apa, hingga petinggi negara pun tidak diperkenankan untuk menyampaikan sambutan.
Acara hanya diisi pembacaan dzikir, maulid Habsyi dan doa, di mana kedua putra almarhum KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang memimpin didampingi para ulama dan habib. Setelah itu semuanya kembali ke tempat asalnya masing-masing.
600 ekor sapi
Haul Guru Sakumpul yang ke-15 ini benar-benar digelar besar, karena sekitar 600 ekor sapi disiapkan untuk konsumsi pada acara puncak. Sumbangan ratusan ekor sapi dari para jamaah tersebut disebar di 161 dapur umum, di mana akan di masak dengan menu ala khas timur tengah, yakni, nasi samin.
Salah satu dapur Dapur Umum Sektor Taufik kepada ANTARA mengatakan sejak Jumat (28/2) siang telah menerima 37 ekor sapi. Jumlah itu belum termasuk sumbangan dalam bentuk daging potong yang juga tak sedikit.
"Alhamdulilah, masyaallah Haul Abah Guru Sekumpul setiap tahunnya terus meningkat sumbangan masyarakat. Tahun lalu kami hanya menerima sekitar 30 ekor sapi. Bahkan, tahun ini, banyak masyarakat dari jauh turut menyumbang, ada yang kirim uang dan sebagainya," kata Hadianorr yang tergabung di Dapur Umum Sektor Taufik bersama sekitar 500 relawan.
Sumbangan tersebut datang tidak karena diminta, misalnya karena dibuatkan proposal, tapi murni datang sendiri. "Karena kecintaan dengan Abah Guru Sakumpul, semua berlomba-lomba ingin menyumbang, kita hanya menerima amanah mereka," ujarnya.
Tidak hanya sumbangan daging sapi, dapur umum Haul Guru Sakumpul juga banyak menerima sumbangan bentuk beras, bahkan sampai ratusan ton.
Jauh-jauh hari sebelumnya, dapur-dapur umum Haul Guru Sakumpul juga sudah dibanjiri sumbangan dalam bentuk kayu bakar untuk masak, hingga tertumpuk seperti gunung.
Salah satu penyumbang kayu bakar untuk memasak itu dari Desa Padang Panjang, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, jumlahnya beberapa truk, hasil gotong royong.
"Sudah kebiasaan, haul Abah Guru Sakumpul, kami gotong royong untuk nyumbang kayu bakar, tahun ini juga warga desa kami nyumbang satu ekor sapi, kami juga jadi relawan untuk menyambut jamaah," ujar warga Desa Padang Panjang Junaidi.