Sabtu 29 Feb 2020 00:07 WIB

Muhammad Iqbal: Pembaru Islam dari Pakistan

Kebanyakan syair-syair Muhammad Iqbal berisi tentang kebebasan dan keterbukaan.

Rep: Syahrudin el-Fikri/ Red: Elba Damhuri
Ilustrasi Peradaban Islam
Foto:

Dia sangat menginginkan berdirinya negara Pakistan yang berdasarkan Islam dan bebas dari intervensi Pemerintahan India. Dan, ketika meninggal dunia pada tahun 1938, lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1943, cita-citanya itu akhirnya terwujud. Pakistan menjadi sebuah negara Islam yang berdiri sendiri dan lepas dari Pemerintahan India. sya/berbagai sumber

Muhammad Iqbal merupakan salah seorang tokoh kebanggaan umat Islam di abad ke-20. Pemikiran dan pandangannya, banyak memberikan sumbangan bagi dunia Islam, terutama dalam bidang sastra. Karya sastra Iqbal sangat banyak. Bahkan, sebagian telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Syair-syair sastranya berisi tentang kebebasan dan keterbukaan. Dan, beberapa karya sastranya, banyak membangkitkan semangat umat Islam yang cenderung berpikiran  jumud (kaku).

Bahkan, para pejuang India seringkali menyanyikan dan membaca syair-syair sastranya dalam perjuangan melawan penjajah. Sebagian syair-syairnya berisi tentang perjuangan bangsa-bangsa dalam meraih kemerdekaan. ''Orang Islam yang selalu berjuang akan terjaga dari rasa khawatir. Orang Islam yang penakut dan tidak mau berjuang akan tenggelam di dasar sungai.'' [Said Muhammad Mursi : 2007, 413]

Dalam salah satu syairnya, Iqbal menggambarkan tentang perjuangan umat Islam. ''Jika jumlah mereka berlipat ganda dan menghadapi Firaun,  mereka pasti akan membuat gentar para penguasa Saya melihat kalian seperti Nabi Harun dalam kefasihannya dan seperti Nabi Isa dalam kekuatan Imannya.'' (Said Muhammad Mursi, Ibid)  Karya-karyanya

Muhammad Iqbal adalah seorang yang sangat kreatif dalam menuangkan syair-syair puisi. Segala pemikirannya terpancar dalam puisinya yang indah dan membakar semangat umat.

Banyak karya sastra Iqbal yang telah diterbitkan. Di antaranya,  Asrari Khudi (Rahasia Agung-Rahasia Pribadi, 1915),  Rumuz bi Khudi (Rahasia Tidak Mementingkan Diri Sendiri, 1917),  Fayami Mashriq (Pesan untuk Timur),  Thulu'ul Islam (Munculnya Islam),  Tathawwuru al-Fikrah al-Aqliyah bi Iran, Ranin al-Jaras , dan  Nasy'atu al-Tafkir al-Dini fi al-Islam.

Adapun karyanya dalam bidang pemikiran Islam, antara lain  Reconstruction of Religious Thought in Islam (Membina Kembali Cita-Cita Keagamaan dalam Islam) serta  The Reconstruction of Muslim Jurisprudence (Rekonstruksi Pemikiran Hukum Islam). Sang penyair agung ini meninggal dunia pada 21 April 1938, dalam usia 65 tahun. Sebelum wafat, sang penyair ini menulis sebuah syair yang sangat indah.

''Bila aku telah pergi meninggalkan dunia ini Tiap orang kan berkata Mereka telah mengenal aku Tapi, sebenarnya tak seorang pun kenal sang kelana ini Apa yang sesungguhnya ia katakan Siapa yang ia ajak bicara Dan, dari mana ia datang.'' Kemudian, Iqbal menambahkan, ''Tanda-tanda orang yang beriman adalah merasa bahagia apabila akan menghadapi kematian.'' 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement