Kamis 27 Feb 2020 21:15 WIB

Di IBF 2020, Asrorun Niam Rilis Buku Bijak Bermedia Sosial

Buku bijak media sosial memberikan tuntunan untuk generasi milenial.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Buku bijak media sosial memberikan tuntunan untuk generasi milenial. Peluncuran buku
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Buku bijak media sosial memberikan tuntunan untuk generasi milenial. Peluncuran buku

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Ni'am, meluncurkan buku dengan topik yang ditujukan untuk milenial, orang tua, dan guru. 

Buku yang diluncurkan pada Islamic Book Fair (IBF) 2020 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (27/2), itu berjudul "Panduan Bermuamalah melalui Media Sosial" yang diterbitkan Emir.

Baca Juga

Melalui buku itu, Asrorun mengajak masyarakat, orang tua dan para milenial, agar memanfaatkan secara bijak media sosial (medsos) sebagai wujud perkembangan teknologi. Sebab lewat medsos itu pula, dapat dibangun inovasi yang positif di tengah perkembangan teknologi digital.

"Kita kembalikan fungsi medsos ini untuk membangun peradaban, untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, dengan cara memanfaatkan secara baik untuk kepentingan sumber informasi yang terpercaya," tutur dia usai peluncuran bukunya.

Medsos, menurut Asrorun, bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan pengetahuan dengan sumber-sumber belajar berbasis digital. Medsos juga dapat merekatkan kohesi dan persaudaraan sebagai bangsa di tengah perbedaan. "Teknologi digital ini bisa menjadi salah satu perajut persatuan kita, persaudaraan kita, di tengah keberbedaan," ucapnya.

Asrorun mengingatkan, jangan sampai yang terjadi justru sebaliknya, hingga menyebabkan pertikaian karena penggunaan medsos secara tidak bijak. Misalnya dengan menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, ajaran yang memuat intoleransi, dan kebencian atas dasar suku, agama dan ras.

"Medsos bisa kita optimalkan misalnya untuk kepentingan usaha, mencari teman, memberikan panduan bagi masyarakat. Jadi, ayo anak muda, banjiri medsos kalian dengan konten-konten positif, kreatif, inovatif, dan bermanfaat, sehingga tidak ada ruang sekecil apapun untuk beredarnya konten-konten negatif di tengah masyarakat," paparnya.

Psikolog sekaligus pengamat media sosial, Belinda Agustya, menambahkan meski medsos memang tidak bisa dielakkan, tetapi kalangan orang tua harus tetap memahami bahwa anak di bawah usia lima tahun khususnya, membutuhkan interaksi yang sifatnya langsung. Karena itu, dia mengajak para orang tua untuk tidak terfokus pada gawai.

"Budaya membaca buku itu penting, sehingga tidak hanya fokus pada gawai. Karena manfaat membaca buku fisik itu ada manfaatnya sendiri, dan manfaat dari membaca teks fisik itu berdampak positif untuk anak-anak, terutama untuk usia dini. Karena mereka harus berinteraksi langsung," jelas perempuan yang menghadiri peluncuran buku Asrorun itu.

Selebgram dan penyanyi lagu religi, Veve Zulfikar, mengatakan dia lebih menyukai membaca buku fisik secara langsung. Sebab menurut dia, membaca di media digital itu lebih sulit dipahami. "Saya sendiri lebih senang membaca buku fisik ya daripada di ponsel," imbuhnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement