Rabu 26 Feb 2020 10:26 WIB

Syekh Muhammad Yunus, Guru Para Ulama Al Washliyah (3)

Syekh Muhammad Yunus berperan dalam mendirikan Al Washliyah

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Syekh Muhammad Yunus, Guru Para Ulama Al Washliyah . Foto Ilustrasi:  Masjid Raya Al Mashun Medan, Sumatera Utara
Foto: Antara/Septianda Perdana
Syekh Muhammad Yunus, Guru Para Ulama Al Washliyah . Foto Ilustrasi: Masjid Raya Al Mashun Medan, Sumatera Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asal usul berdirinya ormas Islam Al Washliyah bermula dari murid-murid Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) yang membentuk sebuah perhimpunan pelajar yang disebut “Debating club” pada 1928. Organisasi pelajar Islam ini dipimpin oleh Abdurrahman Syihab.

Melalui persatuan pelajar-pelajar Islam “Debating club” ini lahirlah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah di kota Medan pada 1930. Ketika para pelajar MIT mencetuskan lahirnya Al Washliyah mereka terlebih dulu meminta pendapat kepada Syekh Yunus mengenai nama organisasi tersebut.

Baca Juga

Setelah melakukan shalat Istikharah, Syekh Yunus pun menyampaikannya di hadapan khalayak umum bahwa nama organisasi tersebut adalah “Al Jam’iyatul Washliyah”, yang berarti saling menghubungkan antar sesama. Karena itu, Syekh Yunus dikenal sebagai ulama pencetus nama Al Washliyah.

Dalam usianya yang ke-60, di saat Indonesia dijajah Belanda pada 1948-1950, beban tanggung jawab Syekh Yunus sangat berat khususnya dalam bidang ekonomi untuk menutupi kebutuhan keluarga. Apalagi, ia memiliki seorang istri dan sepuluh orang anak yang masih kecil.

Untuk menghidupi keluarganya, Syekh Yunus sampai harus mengajar di berbagai tempat. Di antaranya, ia mengajar di sekolah menengah Islam Al Washliyah di Jalan Hindu, Madrasah Al Washliyah di jalan Mabar, mengajar di Jalan Sungai Kera Medan, Pasar Bengkel, dan Perbaungan.

Selain berdakwah dan mengisi forum-forum pengajian, kegiatan mengajar di madrasah itulah yang ditekuni Syekh Yunus setiap harinya. Ketika usianya semakin lanjut, Syekh Yunus menderita sakit dari hari ke hari dan penyakitnya semakin parah.

Pada 7 Juli 1950 bertepatan pada tanggal 1 Syawal 1364 Hijriyah, Syekh Yunus di panggil oleh Allah SWT dalam usianya yang ke-61. Kini, Syekh Yunus sudah tiada, tapi masyarakat masih banyak yang ziarah ke makam Syekh Yunus yang terletak di Perkuburan Sungai Deli, Medan, Sumatera Utara.

“Masih ramai yang ziarah ke situ. Saya kalau ke Medan juga sering ziarah ke situ. Walau tidak seramai makam Gus Dur, tapi selalu ada orang yang berziarah ke situ,” kata Kiai Yusnar Yusuf. 

Makam Syekh Yunus letaknya sangat strategis. Karena, makamnya berada di tengah kota dan di pinggir jalan protokol. Di dalam area makam tersebut berdiri sebuah masjid bernama Masjid Jami’ Silalas. Di sisi luar batu nisan makam Syekh Yunus terdapat lambang Al Washliyah bulan sabit bintang lima dan tertulis namanya sebagai pemberi nama Al Washliyah.

Sekretaris PB Al Washliyah Periode 2015-2020, M. Razvi Lubis menjelaskan, Syekh Yunus merupakan ulama yang kharismatik dan cinta kepada dunia pendidikan. Sampai akhir hayatnya ia terus mendidik umat. Kecintaannya kepada dunia pendidikan dan dakwah kemudian diteruskan para muridnya dengan mendirikan berbagai lembaga pendidikan dan terjun ke daerah terpencil untuk berdakwah.

Meskipun Syekh Yunus sudah tiada, warga Al Washliyah masih terus mengenang dan mendoakan Syekh Muhammad Yunus. Amal baktinya kepada agama dan bangsa akan terus hidup sepanjang masa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement