Senin 24 Feb 2020 18:30 WIB

Kampung Qur'an Berdampak pada Ekonomi Warga Sekitar

Kajian ini untuk mendapatkan potret program Kampung Qur'an di beberapa sample wilayah

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Fakhruddin
  Salah satu pendekatan dalam program Kampung Quran ini adalah pembangunan rumah daur ulang atau recycle house.
Foto: Republika/A Syalaby Ichsan
Salah satu pendekatan dalam program Kampung Quran ini adalah pembangunan rumah daur ulang atau recycle house.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama Program Pembibitan Penghafal Alquran Daarul Qur'an, Abdul Ghofur, menuturkan hasil kaji dampak Program Kampung Qur'an ini menjadi masukan yang baik untuk pengembangan di masa mendatang. Dari hasil kajian tersebut, dia meyakini program Kampung Qur'an bisa memberi dampak yang semakin luas.

"Sudah menjadi bagian dari tugas kami untuk melakukan aktivitas pembesaran Kampung Qur'an ini. Tadi ada masukan terkait produktifitas perekonomian dan sebagainya," kata dia di Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (24/2).

Menurut Ghofur, pelatihan membaca dan menghafal Alquran akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di lingkungan masyarakat Kampung Qur'an itu. "Efek dari melatih baca dan hafal Alquran ini juga akan ke ekonomi di Kampung Qur'an tersebut," kata dia.

PPPA Daarul Qur'an bekerja sama dengan Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah (CI-BEST) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di bawah naungan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengkaji manfaat keberadaan program Kampung Qur'an.

Kepala CI-BEST Lukman Mohammad Baga mengatakan, kajian ini dilakukan untuk mendapatkan potret program Kampung Qur'an di beberapa sampel wilayah. Dia melihat pelaksanaan program Kampung Qur'an dari persepsi para penerima manfaat mulai dari fase tanggap darurat awal, fase pemulihan, hingga pemberdayaannya.

"Ternyata memang apa yang dilakukan ini boleh dikatakan angkat jempol ya, bagus, sangat baik, meski ada beberapa catatan perbaikan," ucap dia.

Meski masih memiliki beberapa catatan dan ada proses penyempurnaan terhadap laporannya, Lukman memberikan apresiasi karena program Kampung Qur'an sangat baik untuk masyarakat sekitar. Penilaian sangat baik ini dilihat dari kecepatan pemberian bantuan, kecukupan bantuan yang diberikan, ketepatan pemberian bantuan kepada sasaran, keterampilan petugas, dan sikap petugas.

"Apresiasinya sangat baik karena program Kampung Qur'an PPPA Daarul Qur'an ini berkelanjutan pascabencana, ada program pembinaan, pendampingan, segala macam, sehingga orang bisa menilai bahwa ini jauh lebih baik," lanjutnya.

Penelitian dilakukan pada 2019 selama 3 bulan, dan bertujuan melihat sejauh mana respons kepuasan masyarakat lokal mengenai program rekayasa sosial dengan konsep Kampung Qur'an ini. Ada empat sampel penelitian yang diambil, yaitu Kampung Qur'an OeUe, Kampung Qur'an Bobanehena, Kampung Qur'an Rukem, dan Kampung Qur'an Dasan Lekong.

Kampung Qur'an merupakan program dakwah Alquran berbasis kawasan, lingkungan, dan komunitas yang berada di wilayah marjinal, terpencil, minoritas, bekas terdampak bencana, dan jauh dari akses peradaban. Program tersebut telah bergulir sejak 2011 dan melahirkan 11 Kampung Qur'an yang tersebar di Nusantara.

Kampung Qur'an pertama yang berdiri adalah Kampung Qur'an Merapi. Kampung Qur'an Merapi berdiri sebagai bentuk bantuan pemulihan pascabencana setelah erupsi dasyat Gunung Merapi pada akhir 2010, yang telah melenyapkan beberapa perkampungan di kakinya.

10 berikutnya adalah Kampung Qur'an Oe Ue di NTT, Kampung Qur'an Rukem di Purworejo, Kampung Qur'an Bromo di Jawa Timur, Kampung Qur'an Jailolo di Halmahera Barat, Kampung Qur'an Melempo di Lombok Timur, Kampung Qur'an Dasan Lekong di Lombok Utara, Kampung Qur'an Lembanna di Sulawesi Selatan, Kampung Qur'an Sipelot di Malang, Kampung Qur'an Sadaunta di Sulawesi Tengah, dan Kampung Qur'an Sebatik di Nunukan, Kalimantan Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement