REPUBLIKA.CO.ID, Berdoa memang termasuk salah satu rahasia Allah SWT. Terkadang kita berdoa dan Allah SWT langsung mengabulkannya. Ada pula doa-doa yang belum terkabul atas kehendak-Nya.
Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, menjelaskan memang ada tiga macam doa yang tidak dikabulkan Allah:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: ﻳُﺴﺘﺠﺎﺏُ ﻷﺣﺪِﻛُﻢ ﻣَﺎ ﻟَﻢ ﻳَﺪْﻉُ ﺑِﺈﺛﻢٍ ﺃَﻭ ﻗَﻄﻴﻌﺔُ ﺭَﺣﻢٍ، ﺃَﻭ ﻳَﺴﺘﻌﺠِﻞْ ﻓﻴﻘﻮﻝُ: ﺩَﻋﻮﺕُ ﻓَﻼ ﺃَﺭﻯ ﻳُﺴﺘَﺠﻴﺐُ ﻟِﻲ، ﻓَﻴﺪﻉُ اﻟﺪُّﻋَﺎء
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Doa kalian akan dikabulkan selama tidak berdoa (1) dengan dosa (2) memutus kekerabatan (3) tergesa-gesa. Dia akan berkata "Aku sudah berdoa tapi tidak dikabulkan" akhirnya dia meninggalkan doa." (HR Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad)
Sementara selain tiga jenis doa yang dikabulkan dia atas, menurut Kiai Ma’ruf, maka doa kita akan dikabulkan Allah dengan tiga cara. Dia mengutip hadis berikut:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺳَﻌِﻴﺪٍ اﻟْﺨُﺪْﺭِﻱِّ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺈِﺛْﻢٍ ﻭَﻻَ ﺑِﻘَﻄِﻴﻌَﺔِ ﺭَﺣِﻢٍ ﺇِﻻَّ ﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ﺇِﺣْﺪَﻯ ﺛَﻼَﺙٍ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳﻌﺠﻞ ﻟَﻪُ ﺩَﻋْﻮَﺗَﻪُ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺪَّﺧِﺮَﻫَﺎ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ اﻵْﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺪْﻓَﻊَ ﻋَﻨْﻪُ ﻣِﻦَ اﻟﺴﻮء ﻣﺜﻠﻬﺎ) ﻗﺎﻝ: ﺇﺫا ﻳﻜﺜﺮ؟ ﻗﺎﻝ: اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺜﺮ)
Dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi SAW bersabda: "Tidak seorang Muslim yang berdoa, selama tidak berdoa dengan dosa dan memutus kekerabatan, kecuali Allah mengabulkan dengan (1) disegerakan Dikabulkan / sesuai permintaan (2) Allah simpan dan diberikan di akhirat (3) Allah ganti dengan menghindarkan keburukan baginya yang setara dengan doanya". Sahabat bertanya: "Kalau begitu kita memperbanyak doa?" Nabi menjawab: "Allah akan lebih banyak mengabulkan." (HR Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad)
“Saya sendiri jika berdoa sesuatu namun seolah belum dikabulkan, maka saya berprasangka baik kepada Allah, tutur dia dalam keteragannya kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/2).
Menurut Kiai Ma’ruf, diberikan keluarga yang tentram dan sehat, rezeki berkah, lingkungan orang-orang baik adalah perwujudan dari pemberian Allah. “Sebab kesemuanya itu adalah nikmat yang boleh jadi kita sendiri lupa meminta seperti itu,” kata dia.
Kiai Ma’ruf menukilkan nasihat Ibnu Athaillah As Sakandary, dalam kitabnya Al Hikam berikut: لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ.
“Ditundanya pemberian dari Allah sementara engkau telah menggebu-gebu dalam berdoa, jangan menjadikanmu berputus asa. Allah menjamin mengabulkan doa untukmu sesuai pilihanNya, bukan pilihanmu. Di waktu yang Dia kehendaki, bukan di waktu yang kau kehendaki.”