REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Agama Fachrul Razi menerima kunjungan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab (UEA), Husein Balgis, di kantornya. Pertemuan tersebut membahas tindak lanjut Nota Kesepahaman antar Pemerintan UEA dan Pemerintah Republik Indonesia Desember 2019 lalu.
Beberapa program yang dibahas dalam nota kesepahaman itu antara lain, pengiriman imam masjid, pembangunan Islamic Center, dan bidang pendidikan termasuk e-learning bagi siswa madrasah.
"Ada sejumlah kerjasama yang akan dilakukan, capacity building, pengiriman imam Masjid, pendidikan dan lainnya. Pertemuan ini membahas action plan atau tindak lanjut dari Memorandum of Understanding yang sudah dilakukan," ujar Dubes RI, Husein Balgis, dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (18/2).
Menurut Husein, terkait pengiriman imam masjid, pihak Pemerintah UEA mengaku senang. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo sebelumnya, dalam tiga tahun ini akan dikirim 200 imam masjid ke UEA.
Dalam bidang pendidikan, tambahnya, ada program e-learning bagi siswa madrasah. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Imam Syafei menambahkan, sebagai pilot project akan dilakukan e-learning bagi 100 ribu siswa, terdiri dari 50 ribu siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan 50 ribu siswa SMP.
Dubes juga menjelaskan, sebagai tindak lanjut dalam MoU tersebut, dalam waktu dekat akan dibangun Islamic Center di Solo. "Peruntukan Islamic Center selain untuk aktivitas ibadah juga menjadi tempat atau lembaga bagi penguatan wawasan keagamaan yang moderat," ujarnya.
Menag dalam kesempatan tersebut minta jajarannya untuk menyusun timeline dari tindaklanjut MoU tersebut. Hadir mendampingi Menag, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Sekretaris Ditjen Bimas Islam Tarmizi Tohor, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Fuad Nasar, dan Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Imam Syafei.